15 Maret, Hari Islamofobia Sedunia

Published:

Jakarta, PIS – Kalian tahu nggak sih 15 Maret kemarin diperingati sebagai Hari Islamofobia Sedunia? Ini adalah peringatan kedua sejak ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2022 lalu.

Tanggal itu dipilih karena bertepatan dengan peristiwa serangan terhadap umat Islam di Masjid Christchurch, Selandia Baru, pada 2019. Saat itu Jamaah shalat Jumat ditembakin, menewaskan 51 orang.

Jadi penetapan ini sebagai wujud nyata dalam menghadapi meningkatnya kebencian terhadap Muslim. Fyi, penetapan ini diambil melalui kesepakatan 193 anggota badan dunia. Didukung oleh 55 negara mayoritas Muslim. 

Belakangan, Islamofobia dan gerakan anti-Islam emang semakin gencar.  Terutama sejak Peristiwa 11 September 2001. Kampanye dan aksi anti Islam terus digaungkan oleh kelompok gerakan ekstrem kanan. 

Dengan menebar teror dan provokasi. Mulai dari pembakaran Al-Qur’an sampai menggambar karikatur yang merendahkan Nabi Muhammad. Seperti belum lama ini dilakukan pemimpin politik sayap kanan Denmark di depan Kedutaan Turki di Swedia.

Presiden Majelis Umum PBB, Csaba Korosi, bilang, Islamofobia berakar pada xenofobia, atau ketakutan terhadap orang asing. Ketakutan ini tercermin dalam praktik yang diskriminatif, ujaran kebencian, intimidasi, dan penargetan.

Di Eropa, salah satu penyebab utama Islamofobia adalah banyaknya gelombang pengungsi akibat konflik di Timur Tengah. Orang-orang Eropa takut kedatangan mereka akan mengubah budaya yang selama ini telah familiar. 

Ketakutan ini lalu dijadiin komoditas politik bagi sejumlah politisi sayap kanan di Eropa buat merebut suara. Kebencian atas dasar apa pun, baik itu agama, suku dan ras jelas bertentangan dengan Hak Asasi Manusia.

Jadi, nggak cuma Islamofobia aja, Kristenfobia, anti terhadap agama-agama lain, kepercayaan, serta aliran yang lain juga harus ditolak. Penguatan kebencian semacam ini hanya akan mengancam kerukunan dan perdamaian. YUK, JAGA PERDAMAIAN!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img