Bangunan Milik Penganut Agama Lokal Di Minahasa Dihancurkan Warga Intoleran

Published:

Jakarta, PIS – Intoleransi terhadap penganut agama lokal terus terjadi. Terbaru, rumah tinggal dan tempat berkumpul penganut Lalang Rondor Malesung (Laroma) dihancurkan beberapa warga intoleran.

Aksi brutal pada 21 Juni lalu itu terjadi di Desa Tondei Dua Jaga II, Kecamatan Motoling Barat, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Laroma adalah salah satu kelompok penganut agama Malesung.

Sementara Malesung adalah agama lokal yang dipercaya masyarakat suku Minahasa awal sebelum datangnya agama Kristen. Pengerusakan itu dimulai ketika keluarga pemilik Wale Paliusan itu sedang melakukan jamuan makan bersama tiga orang tamu.

Tiba-tiba seorang warga berinisial FL datang dan langsung menyatakan niatnya untuk membongkar bangunan. Dia lalu menghancurkan dinding rumah bagian belakang, kemudian samping dan depan.

Belum puas, dia kemudian menghancurkan pintu dan seluruh isi rumah. Dua warga lainnya menyusul datang di tempat itu, FS dan YS. Mereka melakukan intimidasi dengan berbagai tuduhan sesat, penyembah berhala kepada orang-orang yang berada di tempat itu. Aksi anarkis itu membuat GL (9 tahun) yang berada di lokasi kejadian ketakutan melihat puing-puing dinding rumah berhamburan di atas meja makan.

Ujaran kebencian terhadap Laroma sudah dihembuskan jauh-jauh hari. Itu terungkap dalam pertemuan antara pengurus Laroma dan tim Kementerian Dikbudristek di Hukum Tua Tondei Dua pada 12 Juni lalu.

Selain melaporkan kegiatan, pengurus Laroma juga memberi penjelasan terkait hoaks yang diedarkan yang sengaja untuk mengganggu keberadaan Laroma. Padahal, Laroma sah secara hukum, diakui, dan difasilitasi negara.

Keluarga pemilik bangunan sudah melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian Sektor Motoling, Resor Minahasa Selatan. Kapolsek Motoling, Iptu Tonny Simarmata mengatakan sudah menerima laporan dan sedang memintai keterangan para saksi.

Kita harapkan kepolisian bertindak tegas dan menangkap para pelaku sehingga memberi efek jera. Mudah-mudahan Indonesia semakin ramah bagi para penganut agama lokal dan semua kelompok agama minoritas. INDONESIA UNTUK SEMUA.

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img