Gus muda asal Jombang, Jawa Timur, ini ngadi-ngadi deh. Masa dia bilang rokok merek Sampoerna bagian dari Tauhid. Dia nunjukin huruf “A” di logo rokok Sampoerna, katanya itu lambang “Allah”. Terus tulisan “Sampoerna” di bungkus rokok dimaknainya sebagai “Allah yang sempurna”. Lah… kok bisa nyambungnya ke situ? Nama Gus muda itu Muhammad Izza Sadewa, anak dari KH Imron Jamil, pengasuh Ponpes Kiai Mojo Jombang.
Izza ini kelahiran 2001, dikenal sebagai pendakwah muda NU yang sering tampil dengan gaya nyentrik dan kadang kontroversial. Video Izza bilang rokok tauhid Allah ini bisa dilihat di akun instagram @fuadbakh, 6 November lalu. Dalam video itu, Izza ngomong lantang di depan ratusan jamaah, sambil ngaku dia sendiri perokok. “Saya ini perokok. Ya, cari panas dengan merokok,” katanya sambil ketawa, disambut tawa jamaah. Terus dia lanjut ngomong setiap hisapan rokok bisa mendatangkan pahala. Katanya, setiap tarikan napas dan hembusan asap rokok itu bunyinya “hu”, yang dia tafsir sebagai dzikir “Allahu”. Video itu ternyata bukan baru direkam, tapi berasal dari 2017, pas Izza masih berusia sekitar 16 tahun, tapi sekarang viral lagi.
Netizen pun ramai-ramai berkomentar mengecam. “Udah masuk ranah penistaan ga sih? Nama Allah kok disama2in sm merk rokok?” tulis seorang netizen. “Marah bet liat dakwah ngawur kaya gini. Seakan mempermainkan Allah. Yang tau bocahnya boleh spill dong..” tulis netizen lainnya. “Yang kaya gini masih ada jamaahnya” tulis netizen lain. Kecaman juga datang dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis. Lewat akun media sosial X pribadinya, dia ngeluapin kritiknya dengan tajam. “Penceramah muda model kaya’ gini yg bikin rusak. Alih-alih masyarakat tambah benar” tulis Kiai Cholil. “Waktunya orang ini ngaji dulu sebelum ceramah biar isinya tak cuma ngarang-ngarang aja. Saya minta masyarakat pandai mengundang penceramah yg alim dan benar” lanjutnya.
Tapi ternyata bukan cuma Izza yang ngomong begitu. Seorang ustaz muda lain, Elham Yahya alias Gus Elham, juga pernah bilang ngerokok dapat pahala. Ini bisa dilihat di akun instagram @gubukfilsafat pada 19 Oktober. Dia juga bilang: “Setiap hisapan rokok itu dzikir ‘Allahu’.” Jadi katanya, napas orang yang ngerokok itu selalu berzikir kepada Allah. Nah, ini pada kenapa ya?
Dari sisi teologi Islam, tauhid itu pilar utama. Mengait-ngaitkan tauhid sama bungkus rokok atau asap rokok jelas jauh banget dari pemahaman para ulama mainstream. Secara medis juga jelas, rokok merusak tubuh dan nyakitin orang sekitar. Banyak ulama bahkan mengkategorikan rokok sebagai makruh atau haram, karena bahayanya nyata. Jadi, narasi “merokok dapat pahala” tuh gak cuma ngawur, tapi bahaya banget. Kalau pun ceramah Izza ini disampaikan pas dia umur 16 tahun, artinya belum matang secara keilmuan dan tanggung jawab publik.
Dan tolong banget ya, kalau mau ngerokok, ya ngerokok aja. Gak usah di cocoklogikan pake dalil aneh biar keliatan islami. Jangan sampai hal yang jelas-jelas ngerusak kesehatan malah dicari pembenarannya pakai alasan “tauhid” atau “dzikir”. Kasihan orang-orang yang denger terus percaya mentah-mentah. Bisa salah paham dan mikir ngerokok itu ibadah. Padahal yaa bukan. Kalau mau berdakwah, berdakwahlah dengan ilmu dan tanggung jawab. Jangan cuma modal nekat dan gaya nyentrik doang. Yuk, beragama pake akal sehat!


