Tahu Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya? Pertandingan klub sepakbola di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, itu baru-baru ini jadi sorotan. Kabarnya, ada chant atau nyanyian yang provokatif dan rasis dari tribun penonton. Itu diungkap Manajer Persebaya, Yahya Alkatiri. Dia bilang chant yang provokatif dan rasis itu ditujukan untuk menyudutkan tim Persebaya. Chant itu, katanya, bikin suasana jadi tegang.
Manajer Persebaya sempat protes dan minta pertandingan untuk dihentikan sementara. Itu dilakukan untuk mengantisipasi apa yang pernah terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Tapi menurut Manajer Persebaya protesnya itu tidak digubris. Pertandingan Persija versus Persebaya tetap dilanjutkan. Manajer Persebaya tidak menuding chant yang provokatif dan rasis itu datang dari suporter Persija. Dia curiga ada suporter dari tim lain yang sengaja hadir untuk memancing keributan dengan mengeluarkan yang provokatif dan rasis itu.
Karena itu, Manajer Persebaya usul ke penyelenggara liga sepakbola di Indonesia. Supaya menghentikan pertandingan sementara, ketika terdengar chant yang provokatif dan rasis di dalam stadion. Keresahan yang diungkap Manajer Persebaya penting didukung. Kita tentu tidak mau ada lagi kasus kericuhan dalam sepakbola Indonesia yang makan korban. Apalagi kericuhan di Stadion Kanjuruhan yang memprihatikan itu masih terus membayangi kita.
Buat yang lupa atau tidak tahu, ketika itu Arema Malang sedang bertanding melawan Persebaya. Masalahnya, chant-chant yang provokatif dan rasis dikumandangkan antar suporter selama pertandingan dan tidak dihentikan. Inilah yang antara lain menyebabkan kericuhan itu terjadi. Mudah-mudahan pertandingan sepak bola di Indonesia di masa mendatang bebas dari chant yang provokatif dan rasis yang merusak nilai-nilai sportivitas. Semua suporter sepakbola bersaudara!