Ini sama sekali bukan bercanda. Tapi masa sih ada ulama terkenal yang nyaranin umat untuk minum kencing unta? Nama ulama itu Khalid Basalamah. Itu disampaikan Khalid di video ceramahnya. Ini mungkin video lama, tapi sekarang disebar lagi. Dalam video itu, Khalid mengutip hadits atau pernyataan Nabi Muhammad yang bilang, urine unta boleh diminum. Di ceramah itu, Khalid juga bilang perempuan Ansar, penduduk Madinah, biasa pake urine unta untuk nyuburin rambut mereka. Anjuran yang terkesan aneh ini sebetulnya bukan cuma disampaikan Khalid Basalamah. Anjuran sama pernah disampaikan Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Bachtiar Nasir, beberapa tahun lalu.
Bachtiar bahkan menghimbau umat Islam tidak sungkan minum urine unta kalau lagi berada di Mekah atau Madinah. Video Bachtiar yang lagi minum urine unta sempat viral di Facebook pada Januari 2018. Bachtiar mencampur urine unta dengan susu unta. Dia bahkan bilang, urine unta berkhasiat membunuh sel-sel kanker. Biar anjurannya terkesan ilmiah, Bachtiar bahkan merujuk hasil riset Dr. Faten Abdel-Rahman Khorshid. Faten adalah ilmuwan asal Arab Saudi di Pusat dan Penelitian Medis King Fahd. Dalam salah satu website dikatakan, dalam risetnya Faten mengambil sel kanker dari paru-paru pasien dan tikus yang disuntikkan sel kanker leukimia. Dua sampel itu lantas diberikan urine unta.
Hasilnya, partikel nano dalam air kencing unta dapat melawan sel kanker dengan baik. Ini menarik sebenarnya. Tapi, masalahnya, WHO atau Badan Kesehatan Dunia pernah melarang masyarakat mengonsumsi urine unta pada 2015. Larangan ini dikeluarkan untuk mencegah masyarakat terkena penyakit saluran pernapasan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang saat itu lagi mewabah. Hal senada juga diungkap Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Oscar Primadi, yang merujuk pernyataan WHO. Menurutnya, harus ada penelitian lebih lanjut terkait klaim manfaat urine unta bagi kesehatan.
Soalnya, bukan nggak mungkin ada risiko bakteri yang mengintai jika mengonsumsi kencing unta. Kalau pun bermanfaat, bisa jadi bukan keseluruhan urinenya, tapi cuma zat-zat tertentu yang terkandung di urine. Jadi kayaknya para ulama harus hati-hati deh sebelum mengeluarkan anjuran yang belum tentu valid.
Bisa saja hadits itu sebenarnya tidak tergolong hadir yang shahih. Atau barangkali berlaku hanya pada unta yang ada di tanah Arab empat belas abad lalu.
Jadi mending, perhatiin temuan penelitian yang ilmiah. Kalau asal minum urine aja hanya karena nurut kata ulama, bisa-bisa kita malah mengkonsumsi bakteri berbahaya.
Yuk, beragama dengan akal sehat!