Anies Baswedan Mengenakan Stola Sebagai Gimmick

Published:

Jakarta, PIS – Gubernur Jakarta Anies Baswedan nampaknya menghalalkan segala cara. Dia mengenakan stola ketika meresmikan Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) di Cilincing, Jakarta Utara, pada 4 September lalu.

Padahal, dalam tradisi Kristen, stola bukanlah aksesoris yang bisa dikenakan sembarang orang. Stola adalah selendang khusus yang hanya boleh dikenakan seorang pendeta. Apalagi, dalam stola yang dikenakan Anies ada simbol bintang bersegi lima berwarna kuning.

Bintang bersegi lima ini dikenal sebagai bintang Yakub. Dalam Alkitab, bintang Yakub merujuk pada terbitnya bintang dari keturunan Yakub. Ini dimanifestasikan lewat kelahiran Yesus Kristus yang ditandai pula dengan munculnya bintang dari Timur. 

Bintang ini pula yang menunjuk pada penampakan kemuliaan Yesus Kristus bagi umat manusia. Jadi, stola dengan simbol bintang kuning bukan aksesoris biasa. Ia punya makna yang dalam. 

Ia sakral dalam tradisi Kristen. Karena itu, ia tidak bisa dikenakan sembarang orang, apalagi oleh Anies. Anies bukan pendeta. Sekedar penganut agama Kristen pun bukan. Stola dengan simbol bintang kuning berbeda dengan sorban berbendera Palestina yang pernah dikenakan Anies.

Sorban berbendera Palestina itu bisa dikenakan siapapun. Ia bukan aksesoris yang melekat pada pemuka agama Islam. Karena itu, wajar bila banyak yang mempertanyakan mengapa Anies mengenakan stola dengan simbol bintang kuning itu.

Gimmick yang dilakukan Anies itu jelas bukan tanpa maksud. Anies mungkin ingin ‘mencuci dosanya’ yang telah menggunakan taktik yang mengoyak tenun kebangsaan untuk menang pada Pilkada Jakarta 2017 lalu.

Mungkin juga agar bisa dekat kembali dengan umat agama lain, terutama Kristen. Apa pendapat kamu?

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img