Anies Baswedan Tidak Layak Disebut Bapak Kesetaraan Indonesia

Published:

Jakarta, PIS – Anies baru saja mendapat penghargaan sebagai Bapak Kesetaraan Indonesia. Gelar itu diberikan oleh jemaat Gereja Pentakosta di Cilincing, Jakarta Utara. Anies memperoleh gelar itu setelah meresmikan gereja di sana

Anies dinilai sebagai gubernur yang mampu menyetarakan antar-umat beragama. Menurut pendeta Alma Shephard, tidak ada gereja yang bermasalah selama masa kepemimpinan Anies. Ia berkata, “Kami apresiasi langkah bapak Anies Rasyid Baswedan sebagai bapak kesetaraan Indonesia.”

“Anies selalu menempatkan keadilan dan kesetaraan. Tuhan memberkati,” imbuh Alma. Dalam pidatonya, Anies berucap, “Saya sampaikan terima kasih dan apresiasi. Ini adalah sebuah perjuangan bersama.”

Anies menerima gelar itu dengan penuh bahagia. Padahal kalau kita melihat jejak masa lalu Anies, gelar itu rasanya tidak pantas diberikan kepadanya. Pilkada Jakarta 2017 menjadi pilkada paling brutal dalam sejarah Indonesia.

Simpatisan Anies menggunakan kebencian etnis dan agama untuk memenangkan kontestasi. Ada larangan menyalatkan jenazah pendukung Ahok, atau melarang untuk dikuburkan di pemakaman tanah wakaf.

Anies dan konsultan politiknya Eep Saefulloh Fatah memang menyangkal ikut terlibat dalam kampanye hitam itu. Tapi mereka tidak melakukan pelarangan secara terbuka, atau memberikan kecaman terhadap praktik kotor tersebut.

Setelah menjabat, Anies juga masih mengobarkan sentimen SARA, misalnya soal pribumi. Dalam pidato pertama setelah jadi Gubernur, Anies mengatakan kini saatnya pribumi menjadi tuan rumah setelah sebelumnya ditindas.

Dengan kata lain, Anies ingin mengatakan, jangan sampai non-pribumi yang memegang kendali di Jakarta. Netizen bahkan memberi gelar Anies, Bapak Politik Identitas, kepadanya. Jadi mengherankan bila sekarang tiba-tiba dia digelari Bapak Kesetaraan Indonesia hanya karena dia meresmikan pendirian gereja. ANIES BAPAK KESETARAAN? ADA ADA SAJA…

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img