Satu per satu bentuk perundungan yang dialami mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) mendiang dr Aulia Risma Lestari terbongkar. Terbaru, Aulia juga jadi korban pelecehan seksual. Itu disampein langsung Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. Menurut data temuan Kemenkes, Aulia dan juga korban bullying lainnya mengalami pelecehan seksual seniornya. Tapi Budi belum kasih tau lebih jauh bentuk pelecehan seksual yang dimaksud.
Budi tegasin tradisi perundungan di pendidikan kedokteran spesialis harus dihapus. Budi merasa perundungan demi menciptakan tenaga kesehatan yang tangguh itu kesalahan. Budi bahkan bandingin pendidikan militer dan kepolisian juga menghasilkan sumber daya yang tangguh tanpa adanya perundungan. Menanggapi perundungan itu, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Artanto bilang akan menyelidiki data temuan itu. Artanto bilang penyelidikan terhadap kasus kematian dokter Aulia masih terus berjalan.
FYI, Aulia adalah mahasiswa kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) yang sedang menempuh PPDS di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kariadi, Semarang, Jawa Tengah. Aulia diketahui bunuh dirinya sendiri setelah mengalami banyak tekanan selama proses PPDS. Sebelum isu pelecehan seksual, Aulia dan teman-teman PPDS angkatannya juga mengalami perundungan dalam bentuk lain. Aulia dan teman-teman PPDS angkatannya dikabarkan dipalak para seniornya. Buntut kasus kematian dr Aulia, Dekan Fakultas Kedokteran Undip, Yan Wisnu Prajoko, diberhentikan sementara dari jabatannya. Tapi, ratusan sivitas akademika FK Undip nggak terima. Mereka justru menggelar aksi solidaritas dan simpati untuk Yan Wisnu. Mereka menganggap aksi pemberhentian itu bersifat arogan.
Sedih ya mendengar apa yang terjadi di lingkungan mahasiswa PPDS. Siklus perundungan antara senior dan junior dianggap wajar dan normal belaka. Sayangnya, pihak yang bertanggungjawab seolah membiarkannya, tanpa berusaha menghentikannya. Keluhan keluarga soal kondisi Aulia yang beban kerjanya berat ke Ketua Program Studi nggak ditanggapi. Padahal keluhan itu udah berkali-kali disampein ke pihak kampus sejak 2022.
Semoga ada perbaikan yang mendasar dan menyeluruh dari kondisi yang nggak manusiawi ini. Stop perundungan di lingkungan pendidikan dan kerja!


