Jakarta, PIS – Menghindari politik identitas, Imam Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menolak simbol partai masuk Masjid Istiqlal. Menurutnya, selain bertentangan dengan konstitusi, hal itupun tak pantas karena Istiqlal ada untuk kepentingan umat.
“Istiqlal adalah rumah besar untuk bangsa Indonesia,” ucapnya. Nasaruddin selalu mengingatkan agar pengurus masjid tak menjadikan tempat ibadah sebagai kampanye politik praktis.
Maka setiap ada rencana acara di Istiqlal, pengurus selalu diminta untuk bertanya apakah acaranya berkaitan dengan partai politik atau tidak. Ia berpegangan bahwa masjid harus digunakan sebagaimana mestinya, yaitu untuk ibadah.
Nasarudin Umar adalah tokoh yang belum lama ini digadang-gadang akan menjadi calon wakil presiden Ganjar Pranowo. Walaupun kemungkinan itu ada, dia tetap pada pendirian agar masjid jangan jadi sarana kampanye politik.
sikap Nasar ditiru oleh para pengurus masjid lainnya. Bebaskan masjid dari politik identitas!
