Jakarta, PIS – Miris! Aksi intoleran kembali terjadi. Tak tanggung-tanggung, dalam waktu berdekatan terjadi pembubaran paksa ibadah di tiga gereja. Pertama, Gereja Mawar Sharon (GMS) Binjai di Kota Binjai, Sumatera Utara pada Jumat, 19 Mei 2023.
Kedua, Gereja Bethel Indonesia (GBI) Gihon di Kota Pekanbaru, Riau pada 19 Mei 2023. Dan ketiga di Gereja Bethel Indonesia (GBI) di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat pada 28 Mei 2023.
Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) mengecam keras aksi pembubaran ibadah secara paksa itu. PGI juga mengecam aksi provokatif yang dilakukan oleh beberapa kelompok masyarakat terhadap jemaat di tiga gereja.
Padahal Presiden Joko Widodo melarang penolakan pembangunan rumah ibadah. Presiden juga menegaskan bahwa konstitusi menjamin kebebasan beribadah dan beragama. PGI menyampaikan empat sikap sebagai bentuk kekecewaan pada para pemangku kepentingan di daerah.
Pertama, keberadaan rumah ibadah adalah kebutuhan riil masyarakat. Pemerintah harus menjamin fungsinya dalam menjalankan kerukunan antar-umat beragama. Kedua, PGI protes keras dan meminta pemerintah pusat memberikan teguran kepada para kepala daerah tersebut.
Yaitu dengan mengeluarkan izin sementara berdasarkan Peraturan Bersama Menteri 9 & 8 tahun 2006. Ketiga, PGI meminta pemerintah dan aparat keamanan untuk tidak membiarkan kasus–kasus seperti ini berulang.
Pembiaran negara berakibat pudarnya wibawa negara dan muncul banyak dampak negatif lainnya. Keempat, PGI menganjurkan para pelayan dan jemaat gereja untuk tetap teguh. Pembubaran paksa ibadah tidak boleh dibiarkan kembali terjadi.
Penegak hukum harus berani menindak para pelaku intoleran. Agar ada efek jera, tangkap dan adili mereka!
