Jakarta, PIS – Lagi rame nih, ada Al Quran salah cetak. Yang salah cuma satu kata di surat Al Kahfi ayat ke 8. Di situ, tertulis ‘lajaahiluuna’, padahal seharusnya ‘lajaa’iluuna’. Kelihatan kecil, tapi fatal.
Kata dasar jahil berarti bodoh, sementara kata dasar ja’il berarti membuat. Semula dikabarkan Alquran salah cetak itu buatan Kementerian Agama. Ternyata, itu produk penerbit Mulia Abadi Bekasi, atas dasar pesanan Badan dan Wakaf Alquran (BWA)
BWA ini punya hubungan aktif dengan BUMN dan TNI dalam kegiatan donasi Al Quran. Tapi yang lebih penting: BWA diketuai oleh Heru Binawan, yang dulu adalah aktivis ormas terlarang HTI.
Terjadinya kesalahan ini bisa terjadi karena produk BWA ini tidak melalui pentakhsisan di Kementerian Agama. Pentakhsisan adalah proses pemeriksaan teks Al Quran untuk menjamin kebenaran penulisan teksnya
Di Indonesia penanggungjawabnya, Lajnah Pentakhsisan Mushaf Al Quran atau LPMQ Mushaf Al Quran dari BWA ini ternyata tidak diajukan ke LPMQ. Yang melakukan takhsis adalah penerbit Mulia Abadi Bekasi sendiri.
Karena itulah, Lajnah meminta BWA menarik semua Alquran salah cetak yang sudah disebarkan. LPMQ meminta masyarakat segera melaporkan bila masih menemukan mushaf Al-Quran yang keliru tersebut.
Apa yang terjadi ini memang memprihatinkan. Akurasi teks Al Quran adalah soal sensitive bagi umat Islam. Salah sedikit urusan bisa panjang. Baik BWA maupun Mulia Abadi Bekasi harus bertanggungjawab.
Jangan sampai ada tuduhan ini disengaja. JANGAN BIARKAN AL QURAN CACAT BEREDAR!