Buat Apa Pergi Haji Jalan Kaki?

Published:

Belakangan ini lagi tren pergi haji dengan cara nggak biasa. Ada yang jalan kaki, naik motor, sampai pakai perahu! Perjalanan ini bisa dibilang nekat karena jarak yang harus ditempuh mencapai 27 ribu kilometer. Terbaru dan lagi viral, dua pemuda dari Sampang, Jawa Timur, nekat jalan kaki ke Mekkah. Mereka adalah Anas Mahfudz dan Mohammad Wahab. Cuma modal KTP dan pakaian seadanya, mereka berangkat ke Mekkah pada 1 Februari lalu.

Anas bilang, dia berangkat bukan buat cari sensasi. Dia terinspirasi dari temannya yang lebih dulu berangkat ke Mekkah. “Tujuan kami bukan sekadar ibadah ke Tanah Suci, tapi juga pengen nunjukin kalau sesuatu nggak melulu soal uang,” katanya. Mereka orang Sampang pertama yang jalan kaki ke Mekkah. Mereka minta didoakan biar perjalanan lancar dan dijauhkan dari hambatan. Maklum, perjalanan ke Mekkah jalan kaki bisa makan waktu berbulan-bulan, bahkan tahunan. Mereka juga bilang pengen buktiin ibadah itu soal niat dan tekad, bukan cuma soal materi.

Keputusan mereka menuai banyak komentar netizen. Sebagian dukung dan kagum, sebagian yang lain nyinyir. Netizen yang dukung bilang ini bukti keteguhan iman. Mereka bilang Anas dan Wahab sebagai inspirasi—bukti bahwa niat baik dan tekad kuat bisa mengatasi keterbatasan materi. Apalagi di tengah biaya haji yang makin mahal. Jadi, mereka nunjukin ada cara lain ke Tanah Suci tanpa harus antre lama atau punya tabungan besar.

Tapi nggak sedikit juga netizen yang kritik. Mereka bilang perjalanan ini terlalu berisiko dan nggak realistis. “Ini bukan zaman dulu, perjalanan haji sekarang nggak bisa sembarangan,” kata seorang warganet. Bahkan, ada netizen yang komentar nyinyir cara ini hanya modus buat cari cuan. Sebenarnya, Anas dan Wahab bukan yang pertama jalan kaki ke Mekkah. Sebelumnya, Khamim dari Pekalongan jalan kaki ke Mekkah pada 2016 sampai 2017. Yang lain, Sayudi, berangkat ke Mekkah pakai sepeda. Dia memakan waktu sampai 7 bulan. Sampai Mekkah, dia nggak bisa menunaikan haji karena visa yang dia pegang bukan visa haji, tapi visa turis. Juga beberapa orang lainnya.

Pergi haji dengan jalan kaki bukan perjalanan yang gampang. Kalau nggak direncanain matang, mereka bisa terjebak di negara asing atau menghadapi bahaya. Apa yang mereka lakukan mungkin kelihatan heroik. Tapi, bagi yang terpikir ingin melakukan hal yang sama, perlu mempertimbangkan banyak hal. Pertama, perjalanan lintas negara itu bukan cuma soal niat. Ada aturan imigrasi, batas wilayah, visa, dan izin tinggal yang harus dipatuhi. Tanpa dokumen resmi, kita bisa dianggap imigran ilegal dan kena deportasi atau bahkan hukuman.

Kedua, ini bukan sekadar perjalanan fisik. Kita bakal menghadapi cuaca ekstrem, kelaparan, kelelahan, dan potensi bahaya di beberapa negara. Tanpa persiapan matang, risiko kesehatan dan keselamatan makin tinggi. Ketiga, ada cara lain buat ibadah tanpa mempertaruhkan nyawa. Islam mengajarkan haji hanya wajib bagi yang mampu, fisik maupun finansial. Kalau belum mampu, bukankah lebih baik menabung dan cari cara yang lebih aman? Yuk, beragama dengan akal sehat!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img