Jakarta, PIS – Selama ini ada anggapan bahwa warga Indonesia itu toleran dan muslimnya moderat. Anggapan itu, misalnya, datang dari pengamat luar negeri. Sayangnya, penelitian yang dilakukan Saiful Mujani dari 2004 sampai 2017 menunjukkan sebaliknya. Penelitian itu dipaparkan Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) di kanal YouTube SMRC pada medio April lalu. Pertanyaan mendasar yang diajukan adalah, apakah ada kelompok yang paling tidak disukai warga? Kemudian ditelusuri sikap warga terhadap kelompok yang tidak disukai itu terkait sejumlah hal. Misalnya, berpidato dan pawai di sekitar tempat tinggalnya.
Juga menjadi guru di sekolah negeri dan menjadi presiden atau pejabat pemerintah. Menurut Saiful, ketidaksukaan seorang warga pada satu kelompok adalah sesuatu yang wajar. Yang tidak dibenarkan, jika menghalang-halangi kelompok yang tidak disukai untuk mendapatkan haknya, padahal dijamin oleh konstitusi. Data menunjukkan, mayoritas warga menyatakan ada kelompok yang paling mereka tidak sukai, walaupun angkanya fluktuatif. Pada 2007 pernah mencapai 85 persen, pada 2013 turun hingga 53 persen, kemudian naik menjadi 67 persen pada 2017. Soal berpidato dan pawai di sekitar tempat tinggal warga, rata-rata 90 persen menyatakan keberatan. Menjadi guru di sekolah negeri dan menjadi presiden atau pejabat pemerintah pun secara umum ditolak warga. Penelitian mengungkap sikap warga, jika penganut Kristen mengadakan kebaktian dan membangun gereja di sekitar mereka. Hasilnya, yang menyatakan keberatan sekitar 52 persen pada 2010 dan 35 persen pada 2017.
Warga yang menyatakan keberatan terhadap pembangunan gereja di sekitar tempat tinggalnya lebih dari 50 persen. Rendahnya dua data terakhir dibanding data-data sebelumnya bukan menunjukkan warga secara umum lebih toleran. Tapi karena kelompok yang tidak disukai warga tidak hanya terkait dengan agama, tapi juga non-agama. Data penelitian ini alarm penting bagi kita soal toleransi di antara warga. Hal itu menunjukkan Indonesia sedang menghadapi tantangan yang sangat berat Pejuang toleransi punya tugas yang berat menghadapi warga intoleran dalam jumlah yang begitu besar. Ini juga tantangan bagi negara sebagai pihak yang paling bertanggung jawab untuk menjamin hak-hak warganya. Mudah-mudahan kita bisa terus berjuang untuk menjawab tantangan ini agar Indonesia tetap ada. Ayo terus sebarkan semangat toleransi di sekeliling kita.