Jakarta, PIS – Sebentar lagi umat Buddha bakal menyambut hari Waisak. Nah dalam rangka menyambut hari waisak tahun ini, sebanyak 32 biksu merayakannya dengan tradisi thudong.
Tradisi thudong adalah ritual keagamaan Budha dengan melakukan perjalanan ribuan kilometer. Tradisi ini merupakan ajaran Buddha Gautama yang dilestarikan dan disesuaikan dengan zaman modern.
Nah pada tahun ini, perjalanan para biksu dilakukan dari Nakhon Si Thammarat, Thailand dan akan berakhir di Candi Borobudur Indonesia. Mereka sudah melakukan perjalanan sejak 23 Maret lalu dan diperkirakan akan sampai Borobudur 31 Mei.
Para biksu yang berjalan kaki tahun ini, terdiri dari 27 biksu asal Thailand, 4 biksu dari Malaysia dan 1 biksu dari Indonesia. Selama perjalanan, mereka akan singgah di beberapa tempat seperti Vihara dan Kelenteng.
Perjalanan para biksu ini ditempuh menggunakan kapal dari Singapura ke Batam, lalu menggunakan pesawat dari Batam ke Jakarta. Barulah dari Jakarta menuju Magelang akan ditempuh dengan berjalan kaki.
Yang menantang dari tradisi ini selain berjalan kaki dengan jarak yang sangat panjang, para biksu juga hanya akan makan sekali dalam sehari. Dalam ajaran Budha tradisi ini merupakan sarana untuk melatih kesabaran.
Menurut Bhikkhu Dhammavuddho, zaman dulu karena belum ada vihara, para biksu berkeliling dari satu hutan atau desa. Mereka singgah di bawah pohon, tempat pembakaran mayat atau makam, dan ruangan kosong seperti gua atau tempat berteduh.
Namun karena sekarang vihara sudah ada, maka para biksu sekarang singgah dari satu vihara ke vihara lainnya. Menurut Bhikkhu Dhammavuddho, perjalanan para biksu ini dari Jakarta ke Magelang akan mendapat pengawalan.
Menariknya, yang jalan biksu, tapi yang ngawal ini adalah teman-teman muslim, kristen dan umat lainnya. “Inilah hebatnya toleransi yang ada di Indonesia,” ucap Bhikkhu Dhammavuddho. Semoga para biksu bisa sampai di Borobudur dengan selamat.
