Jakarta, PIS – Ada gejala mengkhawatirkan belakangan ini. Banyak remaja menghadang truk yang sedang melaju di jalan raya. Sebagian lain bertugas merekam aksi tersebut dengan handphone dari pinggir jalan. Jika truk berhenti sebelum menabrak, mereka akan dianggap keren dan hebat. Video itu lalu diposting di sosial media sambil berharap viral sehingga jadi kebanggaan tersendiri. Masalahnya, aksi itu sangat berbahaya. Nyawa taruhannya. Inilah yang menimpa remaja berinisial Y (18 tahun). Ia bersama 2 temannya sesama remaja menghadang truk tronton di Jalan Otto Iskandar, Karawaci, Kota Tangerang, pada 3 Juni lalu. Nahas, ia tergilas truk tronton dan tewas di tempat. Beruntung 2 temannya yang lain selamat. Video aksi berbahaya itu viral di sosial media setelahnya. Di daerah lain, polanya hampir sama. Salah satu remaja yang menghadang truk di Soreang, Kabupaten Bandung, tertabrak dan terseret hingga 50 meter pada 2 Juni lalu. Meski tidak tewas, namun korban (14 tahun) mengalami luka berat.
Pada awal April lalu, 7 remaja menghadang truk di Jalan Raya Lingkar Selatan Sukabumi. Seorang remaja berusia 14 tahun terlindas dan tewas di tempat. Pada akhir Maret tahun lalu, sekelompok remaja menghadang truk pasir di Tangerang Selatan. Nahas, seorang remaja berusia 14 tahun tewas terlindas. Anak-anak muda ini gagal paham. Membuat konten yang mengabaikan keselamatan, bahkan sampai menyebabkan kematian, sama sekali tidak keren dan tidak hebat. Penonton youtube atau medsos lainnya bisa berperan mengurangi aksi sok heorik ini. Laporkan (report) konten yang mengandung aksi berbahaya ini ke Youtube. Minta agar konten itu untuk diturunkan. Bila para pembuat konten tahu aksi semacam itu tidak akan ditayangkan, mudah-mudahan hasrat mereka menurun. AYO LAPORKAN KONTEN AKSI BERBAHAYA UNTUK MENYELAMATKAN JIWA.