Jakarta, PIS – Masih ingat sama ibu yang mengangkat kasus pemaksaan jilbab di lingkungan sekolah negeri di Sumatera Barat 2 tahun yang lalu? Nasib ibu itu dan keluarganya sekarang memprihatinkan banget.
Itu diungkap peneliti dan aktivis HAM, Andreas Harsono. Btw, nama ibu itu adalah Elianu Hia. Elianu adalah warga Padang keturunan Tionghoa dan beragama Kristen. Gara-gara pernah mengangkat kasus pemaksaan jilbab pada anaknya di SMKN 2 Padang, Elianu menerima ancaman lewat Facebook dan WhatsApp.
“Jumlahnya banyak, saya tak hitung, mungkin ratusan,” kata Elianu, dikutip Andreas. Lebih dari itu, Elianu juga kehilangan pelanggan usaha pembersihan dan perbaikan AC miliknya. Sebelumnya, Elianu punya 200-an pelanggan.
Belakangan, mereka tidak lagi mau jadi pelanggannya. Akibatnya, usaha Elianu terseok-seok. Dia sampai harus memberhentikan lima karyawan dan menjual truk pick up serta minibus.
Di sisi lain, dia tetap harus membayar cicilan bank dan uang sekolah anak-anaknya. Elianu bahkan memutuskan untuk menjual rumahnya sambil menunggu anak-anak mereka lulus sekolah.
“Selamat tinggal Kota Padang,” katanya. Derita yang dialami Elianu dan keluarganya menyesakkan dada kita semua. Padahal dia hanya membela hak anaknya yang tidak diberikan kebebasan untuk mengenakan pakaian yang pantas baginya.
Mudah-mudahan ada orang baik yang bisa membantu meringankan derita Elianu dan keluarganya. Dan yang terpenting, semua peraturan daerah yang diskriminatif dibatalkan pemerintah pusat. Stop pemaksaan jilbab!