Jakarta, PIS – Fanatisme agama memakan korban di India. Hubungan antar umat Hindu dan Umat Islam terus memburuk. Dalam perkembangan terakhir, Gubernur Uttar Pradesh memerintahkan penghancuran rumah sejumlah tokoh Islam. Para pemuka Islam tersebut dianggap bertanggungjawab atas kerusuhan yang dilakukan komunitas muslim di daerah itu. Kerusuhan di Uttar Pradesh terjadi sebagai reaksi terhadap pernyataan juru bicara partai Hindu yang sedang berkuasa Bharatiya Janata Party (BJP), Nupur Sharma. Dalam sebuah acara televisi, Nupur terkesan melecehkan Nabi Muhammad. Ia mengejek Nabi menikahi seorang gadis cilik berusia 9 tahun.
Ada juga Naveen Jindal, kepala media unit Delhi partai BJP, yang mengunggah cuitan serupa. Nupur belakangan meminta maaf. Ia menjelaskan ejekannya itu ia lontarkan karena tersinggung dewi Hindu dilecehkan oleh umat Islam. Namun BJP tetap memecat mereka dari keanggotaan partai. Meski sudah ada sanksi, umat islam tetap tidak terima. Di berbagai daerah terjadi unjuk rasa yang disertai tindak kekerasan. Untuk mengatasinya, aparat keamanan bahkan sampai menewaskan dua remaja di Ranchi, ibu kota negara bagian Jharkhand timur. Di Uttar Pradesh, unjuk rasa berujung kerusuhan juga terjadi. 300 orang yang dituding terlibat dalam kericuhan di Uttar Pradesh telah ditahan.
Akibat kericuhan itu, Gubernur Uttar Pradesh, Yogi Adityanath membuat perintah penghancuran sejumlah rumah tokoh dan aktivis muslim. Tuduhan yang ditimpakan adalah rumah-rumah tersebut berstatus illegal. Pembongkaran ini telah menuai banyak kecaman. Para pemimpin oposisi menyatakan, pemerintah Adityanath telah melakukan tindakan inkonstitusional. Apa yang terjadi mencerminkan polarisasi agama yang mendalam di India. Ujaran kebencian dan serangan terhadap warga Muslim meningkat selama beberapa tahun terakhir. Hal ini terjadi terutama setelah BJP, Partai Hindu Konservaitf, berkuasa. Dari India kita belajar, fanatisme agama berlebihan membahayakan. Ayo saling hormat antar agama. TANPA TOLERANSI, BANGSA AKAN TERBELAH.