Dua Adiknya Jadi Korban Kejahatan, Bahar bin Smith Ngamuk!

Published:

Bahar bin Smith marah besar. Dua adik kandungnya jadi korban kejahatan. Adik perempuan Bahar berinisial S, dicabuli, sementara adik laki-lakinya berinisial Z dikeroyok bahkan sampai ditusuk pakai pisau.

Lokasi kejadiannya di Pamulang, Tangerang Selatan, pada 16 Juni lalu sekitar pukul 02.30 WIB. Terduga pelaku dua orang. Pelaku ditangkap kepolisian di lokasi berbeda. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi membeberkan kronologi kejadian itu.

Menurutnya, kejadian bermula ketika adik perempuan Bahar bin Smith berinisial S berteriak memanggil kakaknya yang berinisial Z. S berteriak karena salah satu pelaku mencoba mencabulinya. Z langsung mendatangi sumber suara dan melihat S sedang dicabuli dan mulutnya ditutupi dengan menggunakan tangan. Z sempat terlibat baku hantam dengan pelaku di lokasi.

Usai kejadian, Z mendatangi rumah pelaku untuk meminta pertanggungjawaban. Namun, di sana kembali terjadi keributan dan aksi saling dorong. Pelaku lain mengambil pisau dan mencoba menusuk leher Z. Z menangkis dengan tangan kanannya. Dua pelaku saat ini tengah menjalani pemeriksaan intensif. Penyidik masih terus mendalami kasus ini untuk mengungkap kemungkinan adanya pihak lain yang turut terlibat.

Mendengar kabar kejadian itu, Bahar naik pitam. Dia langsung datang ke Polres Tangsel buat nyari keadilan. Tapi yang bikin berita ini makin heboh: Bahar ngamuk di depan polisi. Dalam video dan laporan media, dia teriak-teriak di dalam ruang penyidik. Dia ngasih ancaman keras dan terbuka. “Kalau enggak ada keadilan, maka hukum akan berjalan di tangan saya!” katanya. Polisi sampai-sampai mesti menenangkan Bahar.

Warganet pun langsung bereaksi. Muncul dua kubu: ada yang dukung, tapi ada yang bersikap sebaliknya. Tapi jujur aja ya, reaksi Bahar ini sebenarnya bisa dipahami. Ini soal kejahatan yang dialami 2 adik kandungnya. Semua orang pasti bakal marah kalau orang terdekatnya disakiti. Bahar di sini bukan lagi muncul sebagai ‘habib garis keras’. Dia tampil sebagai seorang kakak. Kakak yang emosional, posesif, dan ngerasa gagal jagain adiknya.

Jadi, wajar kalau dia meledak. Apalagi pas lihat sendiri gimana kondisi adik-adiknya. Tapi di balik semua itu, kasus ini juga bikin kita mikir. Di luar sana, berapa banyak korban yang ngalamin hal serupa. Tapi nggak punya ‘kakak’ seperti Bahar yang namanya tersohor. Berapa banyak korban kejahatan yang kasusnya nggak dilirik media karena korban nggak punya tokoh terkenal yang suarain?

Kita jadi diingetin, keadilan kadang terasa jauh bagi orang-orang biasa. Makanya, kasus ini bukan cuma soal emosi Bahar. Tapi juga soal betapa pentingnya negara hadir buat semua korban, bukan cuma korban yang punya beking.

Tapi reaksi Bahar di kantor polisi juga nggak bisa dibenarkan sepenuhnya. Marah boleh, wajar malah. Tapi tetap tunjukkin rasa hormat ke polisi dong. Dan nggak usah juga mengancam hukum mau dia ambil alih kalo keadilan buat 2 adiknya nggak ditegakkan. Alangkah bijaknya kalo Bahar percayakan sepenuhnya penuntasan kejahatan yang dialami 2 adiknya secara hukum.

Sebagai tokoh publik dia seharusnya mendorong supremasi hukum, alih-alih hukum jalanan. Apalagi dua pelakunya sudah ditangkap polisi. Semoga dua pelaku dihukum setimpal. Dan yang paling penting, korban dibantu dipulihkan secara fisik dan mental. Karena keadilan sejati itu bukan soal siapa yang berteriak paling keras. Tapi soal siapa yang paling butuh dibela. Solidaritas kita untuk dua adik Bahar yang jadi korban kejahatan!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img