Eva Sundari: Rendahnya Keadaban Di Sosial Media Kita Tercermin Dalam Pengeroyokan Ade Armando

Published:

Jakarta, PIS – Eva Sundari memantau percakapan di sosial media setelah peristiwa pengeroyokan terhadap Ade Armando. Di Twitter, Mantan Anggota DPR RI itu menemukan tidak sedikit pemilik akun yang merayakan tindakan keji itu. Yang membuat sangat kaget, postingan yang brutal itu juga dilakukan oleh seorang Guru Besar di UGM, Karna Wijaya. Demikian kata Eva Sundari dalam acara ‘Solidaritas untuk Ade Armando’ pada 21 April lalu. Acara yang diinisiasi ‘Koalisi Kebebasan Berpendapat’ itu disiarkan di Yotube Cokro TV dan Gerakan PIS. Turut hadir Goenawan Mohamad, Tika Bisono, Andy Budiman, Deden Sudjana, Henny Supolo Sitepu, dan lainnya.

Fakta yang ditemukan di sosial media itu mengingatkan Eva pada satu hasil riset yang dirilis Microsoft pada Februari 2021. Nama risetnya adalah Digital Civility Index (DCI), indeks keadaban warga maya. Indeks ini dibuat Microsoft untuk mengukur perilaku masyarakat dunia di media sosial, termasuk Indonesia. Ada tiga faktor yang dihitung dalam indeks ini, yaitu hoax dan penipuan, ujaran kebencian, dan diskriminasi. Salah satu temuan indeks itu adalah tingkat keadaban pengguna sosial media di Indonesia paling rendah di Asia Tenggara. Di atas Indonesia, secara berurutan: Vietnam, Thailand, Filipina, Malaysia, dan yang paling beradab adalah Singapura. Menurut Eva, postingan kebencian yang merayakan tindakan keji terhadap Ade Armando semakin menguatkan temuan riset Microsoft itu. Isi sosial media kita memang brutal dan vulgar.

Penegakkan hukum tidak cukup untuk membuat orang jadi beradab di sosial media dan di dunia nyata. Menurutnya, yang tidak kalah penting adalah edukasi terus-menerus untuk meningkatkan kualitas masyarakat. Karena itu, moderasi beragama tidak bisa dilakukan sendiri oleh Kementerian Agama. Mengembangkan cara pandang moderat juga harus dilakukan oleh ormas-ormas Islam, misalnya Majelis Ulama Indonesia (MUI). MUI harus didorong untuk melakukan perubahan pada umat dengan cara beragama yang moderat.Bang Ade menjadi korban pengeroyokan pada 11 April lalu di depan Gedung DPR RI. Bang Ade dipukuli, ditendang, bahkan berusaha ditelanjangi. Tindakan biadab itu dilakukan sambil memekik, “Allahu Akbar”, “Habisin penista agama”, “Halal darahnya”. Ayo sama-sama kita kawal kasus pengeroyokan Bang Ade Armando. Tangkap pelaku penyerangan dan hukum seberat-beratnya.

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img