Gandeng Alfamart, Muhammadiyah Luncurkan Mentari Mart

Published:

Pengurus Pusat Muhammadiyah meluncurkan minimarket bernama Mentari Mart. Peluncuran secara simbolis dilakukan di Universitas Muhammadiyah Malang pada 25 Februari lalu. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, bilang cuma bisnis retail. “Tapi juga wujud nyata Muhammadiyah dalam menggerakkan ekonomi berbasis kebersamaan atau gotong royong, inklusif, dan memberdayakan umat,” katanya. Haedar mengajak warga Muhammadiyah dan umat Islam secara umum maju secara ekonomi.

Tapi untuk mengarah ke titik itu, Haedar menekankan pentingnya kerja sama dengan berbagai pihak seperti yang dilakukan sejumlah negara di Timur-Tengah. Menurutnya, Arab Saudi, Qatar, dan Emirate menjadi negara yang sangat maju sekarang karena berhasil membangun sumber daya negaranya dengan baik dan mampu bekerja sama. Untuk bisa bersaing, Muhammadiyah menggandeng PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, pemilik brand Alfamart. Alfamart akan berfungsi sebagai mitra untuk penyediaan sistem, operasional, dan pengadaan barang. Sedangkan Muhammadiyah akan mengelola bisnisnya sesuai prinsip ekonomi syariah, tanpa riba dan transaksi yang bertentangan dengan Islam.

Sebenernya, Muhammadiyah sudah punya minimarket skala lokal yakni SM Mart atau Surya Mart. Nah, toko ini nantinya bakal di-rebranding jadi Mentari Mart supaya ekosistem bisnisnya makin solid. Sebagian besar keuntungan Mentari Mart akan digunakan untuk program sosial Muhammadiyah, seperti pendidikan dan kesehatan. Semua produk yang dijual dipastikan halal dan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Model bisnisnya juga berbasis kebersamaan, di mana keuntungan minimarket ini akan lebih merata dan tidak hanya dikuasai oleh korporasi besar. Mentari Mart juga membuka peluang bagi UMKM Muslim untuk berkembang dan bersaing di pasar ritel.

Mentari Mart punya potensi besar untuk sukses. Muhammadiyah itu punya aset mencapai Rp 400 triliun dari sektor ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Menjadikan Muhammadiyah, ormas Islam terkaya di dunia. Apalagi, Muhammadiyah salah satu ormas Islam yang punya banyak pengikut, selain Nahdlatul Ulama (NU). Dengan jaringan yang luas dan loyalitas pengikutnya, Mentari Mart punya potensi besar untuk berkembang. Di bawah naungan Muhammadiyah secara langsung, juga memungkinkan mengundang banyak masyarakat untuk percaya dan loyal pada retail ini.

Di sisi lain, Mentari Mart juga membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam bisnis ini. Selain itu, ekspansi Mentari Mart ke berbagai daerah juga bisa menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat. Dengan konsep yang kuat dan dukungan dari umat, peluang sukses Mentari Mart makin besar. Kalau berhasil, Mentari Mart bisa jadi contoh nyata ormas Islam bisa mengelola bisnis retail skala besar.

FYI, Mentari Mart bukan bisnis retail pertama yang dijalankan ormas Islam. Sebelum Mentari Mart, pernah muncul 212 Mart yang diinisiasi oleh kelompok Islam peserta demonstrasi anti Ahok pada 2 Desember 2016. Demonstrasi itu memang mampu menggerakan massa dari berbagai daerah di Jawa Barat dan Banten. Diperkirakan ratusan ribu massa hadir dalam demonstrasi itu. Besarnya massa itu coba dimanfaatkan untuk membangun bisnis hingga terbentuklah 212 Mart dengan retail sebagai core bisnisnya. Tapi bisnis itu nggak bertahan lama karena dianggap bukan alternatif yang layak. Produk yang dijual sangat terbatas dan harganya pun nggak kompetitif. Apalagi, semangat awal 212 Mart nggak inklusif karena mengandalkan sentimen Muslim pribumi vs Kristen Tionghoa. Mudah-mudahan Mentari Mart nggak terjerembab pada lubang kesalahan yang serupa. Yuk, dukung aktivitas bisnis yang inklusif dan memberdayakan semua pihak!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img