Putri bungsu mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Inayah Wahid, emang punya gaya unik saat diminta ngasih sambutan. Bukannya berpidato dengan berapi-api, dia malah ngelucu layaknya seorang standup comedy. Saat naik ke podium langsung dia berkata: “Begitu dibilangin sama Mas Joko, mbak nanti diminta ngeresmiin patung Gus Dur, astaghfirullahaladzim, sekolah Islam kok masang patung,” ucapnya dengan ekspresi kaget. Sontak ucapan Inayah itu bikin para hadirin yang ada di acara peresmian itu tertawa. Tak berhenti di situ, Inayah kembali mengucapkan kalimat yang bikin ketawa hadirin.
“Apalagi, begitu liat patungnya Gus Dur yang lagi baca, ini jelas makin gak masuk akal, Gus Dur kok baca, wong dia gak bisa baca,” ucapnya. Moment itu terjadi saat Inayah diminta untuk meresmikan patung Gus Dur di UIN Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU). Ungkapan-ungkapan Inayah selanjutnya juga lucu. Misalnya saat dia mau mengucapkan salam pembuka. Alih-alih menggunakan salam lintas agama, Inayah malah mengucapkan salam dalam bahasa Korea. “Mohon maaf saya tidak akan membuka acara dengan salam enam agama. Izinkan saya membuka dengan salam yang Indonesia banget… Annyeonghaseyo!,” ucapnya.
Audiens pun langsung gerr tertawa mendengar salam itu. Yang lebih lucu lagi, saat dia manggil Rektor UIN SATU dengan sebutan, “Oppa Maftuhin,” sambil nambahin, “Saranghae!” Audiens pun dibikin geer saat Inayah menyapa para pemuka agama. “Saya paling seneng kalau duduk dengan pemuka agama, cita-cita saya emang melobi orang dalam untuk bisa masuk surga,” candanya.’ Tapi di balik candaan ini, ada kritikannya yang cukup tajam loh. Contohnya, ekspresi kaget dia dengan mengucapkan istighfar saat tahu akan meresmikan patung. Inayah seperti memberikan sindiran pada kelompok yang sering mengharam-haramkan patung. Atau saat dia tidak mau mengucapkan salam lintas agama.
Inaya seperti sedang menyindir MUI yang mengharamkan umat Islam mengucapkan salam lintas agama. Yang lainnya soal patung Gus Dur sendiri. Inayah ngajak orang untuk nggak cuma melihat patung itu sebagai simbol fisik. Katanya, Gus Dur adalah simbol perjuangan, kebebasan berpikir, dan keberanian melawan ketidakadilan. “Patungnya oke aja, tapi harus ada nilai lebih dari itu, kata Inayah”. Karena itu, dia berharap orang-orang bisa belajar dari semangat perjuangan Gus Dur, bukan cuma memuja sosoknya aja.
Gus Dur adalah simbol nyata dari keberagaman. Dia selalu mengajarkan kita untuk bisa menerima perbedaan. Gak hanya itu, Gus Dur juga tak pernah takut untuk menantang ketidakadilan, dia selalu terdepan membela hak-hak minoritas. Karena Gus Dur percaya bahwa Indonesia hanya bisa maju kalau kita belajar untuk hidup berdampingan meskipun berbeda. Cara Inayah menyampaikan kritik ini bener-bener keren ya. Dengan bahasanya yang lucu, ia bisa bikin orang ketawa, tapi tetap kritis. Bayangin ya kalau semua kritik bisa disampaikan kayak gini, suasana pasti jadi lebih damai dan seru!
Yukk mengkritik dengan cara yang menyenangkan!