Lagi banyak orang yang nekat naik haji dengan jalan kaki ke Mekkah. Dipikirnya sih, haji dengan jalan kaki akan lebih murah dari pada menggunakan pesawat. Padahal kenyataannya, bisa lebih mahal karena tetap butuh makan, tempat istirahat, dan biaya dokumen perjalanan. Belum lagi risikonya yang super berbahaya. Memang ada banyak netizen yang kagum, tapi nggak sedikit juga yang mencibir. Banyak yang nganggep, perjalanan ini cuma buat cari sensasi, donasi, atau simpati netizen. Buktinya mereka suka ngebela-belain untuk memposting segala aktivitas perjalanan mereka.
Para pelaku haji dengan jalan kaki punya beragam alasan kenapa mereka melakukan itu. Ada yang karena panggilan hati, karena punya nazar, atau alasan lainnya. Tapi apapun alasannya, perjalanan ini jelas bukan hal gampang. Bayangin aja, mereka harus berjalan ribuan kilometer, menghadapi cuaca ekstrem, dan aturan imigrasi di banyak negara. Belum lagi resiko kecelakaan, kehabisan bekal, atau bahkan jadi korban kejahatan.
Secara teori, jalan kaki ke Mekkah memang mungkin dilakukan. Tapi untuk melakukan itu butuh perencanaan matang. Harus ada dukungan logistik, dan pemahaman aturan perjalanan. Sayangnya, banyak yang berangkat tanpa persiapan jelas, bekal yang minim, bahkan nggak ngerti prosedur administratifnya. Bayangin, jarak Indonesia ke Mekkah bisa mencapai 8.000-10.000 km. Perhitungannya sih, bisa ditempuh dalam waktu 1-2 tahun. Nah, tanpa persiapan yang matang, perjalanan sejauh ini bakal super berat.
Tantangan berikutnya adalah rute dan keamanan. Biasanya, mereka harus melewati Malaysia, Thailand, Myanmar, India, Pakistan, Iran, sampai ke Arab Saudi. Setiap negara punya aturan imigrasi yang beda-beda, ada yang ketat banget. Belum lagi kalau ada negara yang situasi politiknya nggak stabil, bisa membahayakan perjalanan. Ancaman kejahatan juga nyata, kayak perampokan atau penculikan. Orang asing yang jalan sendirian bisa jadi target empuk buat pelaku kejahatan.
Yang nggak kalah penting adalah soal visa dan izin perjalanan. Kalau nggak punya dokumen lengkap, bisa-bisa malah dideportasi atau ditahan. Nah, tantangan paling berat adalah cuaca ekstrem. Perjalanan ini melewati cuaca tropis, suhu dingin di pegunungan, sampai panas ekstrem di Timur Tengah. Tanpa persiapan fisik dan mental, risiko dehidrasi, kelelahan, bahkan heat stroke bisa terjadi. Kalau sakit di perjalanan, nggak gampang juga dapat perawatan yang memadai. Belum lagi kendala bahasa. Kalau pun si pelaku perjalanan bisa berbahasa Inggris atau Arab, tidak semua orang di setiap negara yang dilalui mengerti ke dua bahasa itu. Kalau ada masalah, ini juga bisa jadi kendala.
Belum lagi nanti setelah sampai ke Arab Saudi. Sering kali otoritas di negara itu tidak mengizinkan mereka berhaji, karena visa yang dimiliki visa kunjungan bukan visa berhaji. Kalau sudah begitu menjadi sia-sia deh.
Haji jalan kaki memang kelihatan keren dan penuh perjuangan. Tapi banyak yang cuma lihat sisi spiritualnya tanpa mikirin risikonya. Intinya, haji itu ibadah yang harus dilakukan dengan cara aman dan bertanggung jawab. Daripada ambil risiko yang nggak perlu, lebih baik persiapkan diri dengan matang. Yuk, ibadah dengan realistis!