Kampanye Politik Yenny Wahid di PGI Offside?

Published:

Dewan Penasihat TPN Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid, jadi sorotan nih. Itu karena dia bikin joke yang agak pinggir jurang dan dianggap offside. Jadi, dalam pertemuan dialog bersama di kantor Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Yenny ngajak umat Kristen milih capres Ganjar Pranowo sambil bercanda.

“Umat Kristiani memang harus mendukung Pak Ganjar,” kata Yenny.

Terus nggak lama dia bercanda soal asal Ganjar yang pernah jadi Gubernur Jawa Tengah. Dia menyinggung soal Kudus sebagai Kabupaten di Jawa Tengah.

“Pak Ganjar dulu adalah Gubernur Jawa Tengah, Yesus itu adalah Roh Kudus, dan Kudus adanya di Jawa Tengah,” katanya lagi.

Perkataan Yenny pun disambut tawa dan tepuk tangan peserta dialog. Kampanye pilpres yang menyerempet soal agama bukan cuma kali ini aja loh. Ini, misalnya dilakuin Kubu lain, yaitu tim pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN). Ketua TKD AMIN Sumut, Edy Rahmayadi, ngajak masyarakat memilih pasangan AMIN di Pilpres 2024. Edy bilang orang yang beriman harus memilih Anies. Bahkan nggak sedikit pendukung Anies yang maksa masyarakat milih Anies. Yang nggak milih Anies, kata mereka, bakal terkutuk dan masuk neraka jahanam.

Hmmmm… Kampanye politik yang nggak bawa-bawa agama nampaknya sulit untuk dilakuin ya di Indonesia. Kampanye politik yang nggak melibatkan agama dianggap kurang jos. Itu mungkin karena agama dianggap sebagai faktor penentu yang utama dalam masyarakat Indonesia untuk beropini, bersikap, maupun memilih. Tapi, dari dua contoh kasus itu kita bisa melihat ada perbedaan. Tim Ganjar membuat agama sebagai pintu masuk untuk kampanye politik yang menggembirakan. Sebaliknya, tim Anies membuat agama sebagai pintu masuk untuk kampanye politik yang mengerikan.

Gimana pendapat kamu melihat perbedaan ini? Lebih suka agama sebagai pintu masuk untuk kampanye politik yang menggembirakan atau yang mengerikan?

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img