Kata Ustad Adi Hidayat, umat Islam di Indonesia salah kaprah mengenai imsak. Umumnya muslim di Indonesia kan menganggap kalau setelah imsak, masih diperbolehkan untuk makan dan minum. Menurut Adi itu adalah kerancuan yang luar biasa. Yang bener kata Adi, justru imsak itulah batas terakhir orang melakukan makan dan minum. Kata shaum terulang satu kali dalam Al Quran, sedangkan syiam terulang 9 kali di Al Quran. Shaum dan syiam artinya sama, yaitu al imsak, yang artinya menahan puasa. “Jadi kalau sudah disebutkan imsak, artinya sudah gak boleh makan, gak boleh minum,” tegas Adi.
Menurut Adi, seharusnya imsak waktunya sama dengan adzan subuh. Istilah untuk peringatan sebelum waktunya imsak, kata Adi namanya tanbih. Dalam sejarahnya, saat zaman Nabi, ada orang yang lagi enak-enaknya makan, tiba-tiba terdengar adzan. Orang itu kaget dan menumpahkan makanannya. Supaya tidak terulang lagi, maka kemudian Nabi memerintahkan, khusus bulan Ramadhan adzan dilakukan dua kali. Adzan pertama dilakukan oleh Bilal, sebagai peringatan atau tanbih. Selesai Bilal adzan, Nabi meminta sahabat lainnya, Abdullah bin Mas’ud untuk membaca Al Quran sebanyak 50 ayat.
Sejak saat itu orang-orang jadi tahu, kalau Bilal sudah adzan dan Abdullah bin Mas’ud baca Quran, itu artinya masa sahur sudah akan selesai, sehingga umat Islam segera mempercepat makannya. Setelah selesai Abdullah bin Mas’ud baca Quran, Lalu Abdullah bin Ummi Maktum adzan. Itulah pertanda waktunya imsak atau puasa. “Saya nggak tahu bagaimana sampai ke kita, imsak ditempatkan waktunya sebelum subuh,” ucap Adi.
Imsak selama ini memang dipahami sebagai peringatan bagi umat Islam untuk mengakhiri makan dan minum, sebelum puasa. Waktunya disepakati sekitar 10 menit sebelum adzan subuh. Sebagian ulama menganggap setelah ada pertanda waktu imsak, masih diperbolehkan makan dan minum sampai terdengar adzan subuh atau terbitnya fajar. Tapi sebagian ulama lainnya menganggap itu tidak diperbolehkan, sebagai bentuk kehati-hatian.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ada dua pengertian apa yang dimaksud sebagai imsak. Pertama, saat dimulainya tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum. Kedua, berpantang dan menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sadik sampai datang waktu berbuka. Di artikel yang ditulis di NU Online, ketentuan imsak merujuk pada hadis nabi yang berbunyi: Nabi mengakhirkan sahur yang diperkirakan antara selesai sahur dengan waktu fajar yaitu pembacaan 50 ayat.
Di artikel yang ditulis umj.ac.id istilah imsak memang tidak dikenal di zaman Nabi. Istilah itu juga tidak dijelaskan secara terperinci dalam Al Quran. Tetapi memang ada ayat yang bicara waktu dimulainya umat Islam untuk berhenti makan dan minum. Terdapat dalam Surat Al-Baqarah ayat 187 yang berbunyi: makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu waktu fajar.
Merujuk pada beberapa penjelasan mengenai imsak, sebenarnya perbedaan Adi Hidayat dan kalangan lain hanya pada istilah saja. Pada dasarnya semua sama, waktu memulai puasa itu setelah terbitnya fajar, yang itu berbarengan dengan saatnya adzan. Jadi sebaiknya kita gak usah juga membesar-besarkan perbedaan itu. Yukk beragama dengan saling menghormati!