Menteri Kebudayaan Fadli Zon bilang kalau awal mula persebaran manusia purba itu dari Indonesia, bukan Afrika. Serius nih? Pernyataan itu ia sampaikan di Konferensi Internasional Persatuan Ilmuwan Prasejarah dan Protosejarah (UISPP) 2025 di Salatiga, 27 Oktober lalu. Dalam acara itu, Fadli menantang teori yang udah lama dipegang para ilmuwan, yaitu “Out of Africa”.
Teori itu bilang Homo sapiens pertama kali berevolusi di Afrika sekitar 200.000–300.000 tahun lalu. Lalu sekitar 60.000–70.000 tahun kemudian, sebagian dari mereka keluar dari Afrika dan menyebar ke Asia, Eropa, sampai Australia. Teori “Out of Africa” sampai sekarang masih jadi yang paling diterima di dunia sains. Soalnya, teori ini punya bukti kuat dari fosil, DNA, dan data arkeologi.
Fosil manusia modern tertua ditemukan di Ethiopia, usianya sekitar 200–300 ribu tahun. Dari sisi genetik, semua manusia modern punya akar DNA paling dalam di Afrika. Artinya, garis keturunan kita bisa ditelusuri balik ke populasi purba di sana. Selain itu, ada juga bukti artefak dan lukisan gua yang sesuai jalur migrasi keluar dari Afrika.
Nah, Fadli punya pandangan lain yang ia sebut “Out of Nusantara”. Menurutnya, manusia purba di dunia nggak cuma berasal dari Afrika. Bisa jadi justru bermula dari wilayah Nusantara. Ia percaya manusia purba di Indonesia dulu sudah bisa berlayar dan menyebar lewat jalur laut.
Fadli juga menyebut beberapa temuan yang dianggap mendukung ide ini. Misalnya fosil Homo erectus di Bengawan Solo. Lukisan gua berusia 51.200 tahun di Leang Karampuang, Sulawesi Selatan. Sampai jejak Homo sapiens di Gua Lida Ajer, Sumatra Barat. Katanya, ini bukti kalau manusia di Nusantara udah bisa hidup di hutan hujan lebat lebih dari 60.000 tahun lalu.
Ia juga menyinggung Gua Harimau di Sumatra Selatan dan Liang Kobori di Sulawesi Tenggara. Keduanya punya gambar gua yang menggambarkan kehidupan maritim dan teknologi logam purba. Menurut Fadli, semua itu menunjukkan Indonesia bukan cuma jalur migrasi, tapi pusat awal peradaban manusia.
Karena itu, Kementerian Kebudayaan menyiapkan narasi besar tentang Indonesia sebagai peradaban tertua di dunia. “Teori Out of Africa itu kan hanya teori,” kata Fadli, “bisa jadi teori baru muncul dari sini.” Gagasannya memang menarik buat diperhatiin. Apalagi kalau nanti ditemukan bukti ilmiah yang bisa benar-benar mendukungnya.
Bayangin, kalau sampai terbukti, Indonesia bisa jadi pusat awal manusia purba dunia. Pasti bakal mengubah cara pandang kita tentang sejarah dan peradaban manusia. Tapi dalam dunia sains, teori nggak bisa berdiri hanya dari klaim atau keyakinan pribadi. Harus ada data yang kuat, konsisten, dan bisa diuji berulang kali.
Teori “Out of Africa” bertahan karena bukti fosil, genetik, dan arkeologi yang saling menguatkan. Jadi, kalau “Out of Nusantara” mau diakui, harus lewat riset panjang dan terbuka untuk diuji para ilmuwan dunia. Bukan cuma semangat nasionalisme, tapi penelitian yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan.
Indonesia punya potensi besar karena banyak situs purba belum tergali sepenuhnya. Tinggal bagaimana para peneliti, akademisi, dan pemerintah bisa kerja bareng untuk buktiin secara ilmiah. Kalau itu berhasil, dunia mungkin akan benar-benar menengok ke Nusantara. Tapi sebelum ke sana, semuanya tetap harus lewat proses panjang dan bukti nyata.
Karena dalam sains, yang paling penting bukan siapa yang bicara, tapi data yang bisa membuktikan. Jadi, gimana menurut kalian soal teori “Out of Nusantara” ini? Bisa jadi terobosan baru, atau masih butuh banyak pembuktian dulu?


