Jakarta, PIS – Khalid Basalamah, ulama yang senang mengharam-haramkan, ditolak warga. Kali ini Basalamah ditolak oleh tokoh dan warga Nahdlatul Ulama (NU) Lubuklinggau, Sumatera Selatan.
Semula Basalamah akan berceramah pada tabligh akbar yang akan diadakan pada 30 September 2022. Penolakan disampaikan oleh ustadz Febri Eras Chaniago didampingi Badan Otonom NU Lubuklinggau.
Menurut Febri, penolakan dilakukan demi mudharat yang lebih kecil untuk menghindari timbulnya mudharat yang lebih besar. Febri khawatir kehadiran Basalamah akan memicu bentrokan antar massa NU dengan massa pendukung Basalamah.
Walaupun begitu warga nahdliyin tidak sepenuhnya menolak kehadiran Basalamah. Mereka tetap mempersilahkan Basalamah berceramah tapi tidak pada tabligh akbar. Kalau di komunitas Basalamah sendiri, boleh.
“Kami bukan tidak toleran atau menolak perbedaan, kami hanya khawatir akan terjadi bentrokan massa,” ujar Febri. Menurut Febri, Basalamah ditolak karena ceramahnya sering kontroversial.
Salah satunya terkait pernyataannya bahwa orang tua nabi masuk neraka. Sebelum ini, Basalamah sudah beberapa kali ditolak daerah lainnya. Pada Juni lalu Basalamah ditolak ceramah di kampus IPDN Jatinangor Jawa Barat.
Sebelumnya dia juga ditolak oleh warga NU di Palu dan Sidoarjo. Basalamah memang dianggap sering menyakiti warga NU. Ia sering menyebut bid’ah terhadap praktek keagamaan warga NU.
Basalamah juga kerap dianggap tidak nasionalis. Ia misalnya, pernah melarang umat Islam menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dia juga menyatakan wayang itu haram, karena itu dia minta untuk dimusnahkan.
Dengan jejak semacam itu, lumrah kalau banyak kalangan menolak kehadiran Basalamah. Dakwah seharusnya membawa perdamaian, bukan perpecahan!