Kok Rocky Gerung Kontraskan Program Makan Siang Gratis dengan Nasib Guru?

Published:

Rocky Gerung agak laen ya. Masa dia mengontraskan program Makan bergizi gratis (MBG) dan nasib guru yang mengenaskan.

Jadi, Rocky hadir dan jadi pembicara di acara Kenduri Cinta pada 10 Januari lalu. Dia menyorot ketimpangan dalam alokasi anggaran negara antara program MBG dan untuk kesejahteraan guru. Fyi, anggaran program MBG sebesar Rp 71 triliun untuk tahun 2025.

Menurut Rocky, program ini nggak adil. Katanya, pemerintah terlihat prioritaskan program MBG yang merhatiin anak-anak, tapi di sisi lain malah mengabaikan kesejahteraan guru. “Makan siang bergizi diberi pada anak-anak, sementara dosen dibatalkan insentifnya. Sementara guru, gajinya dikurangi,” katanya. “Jadi anda bayangkan, anak-anak itu makan siang bergizi, gurunya kekurangan gizi. Paradox betul kan?” lanjutnya.

Statement Rocky ini viral dan dikutip banyak netizen. Salah satunya pegiat media sosial X, Lia Amalia. Dia setuju dengan Rocky. “Sampai sekarang masih ada guru yang berpenghasilan hanya di bawah 500 ribu sebulan. Bisa makan apa guru guru itu?” tulisnya. “Bagaimana bisa mengajar dengan baik apabila kesejahteraan tidak di perhatikan?” lanjutnya.

Btw ya, sikap negatif Rocky terkait program MBG bukan kali ini aja. Sebelumnya dia bilang program MBG cuma kebijakan populis untuk kepentingan citra politik. Jadi, Rocky is Rocky. Dia akan selalu bersikap negatif sama pihak-pihak yang nggak disukaiinya.

Lagian, kenapa program MBG harus dikontrasin dengan kesejahteraan guru sih? Kita tentu prihatin sama nasib guru, termasuk guru honorer. Sampai sekarang mereka masih digaji seadanya. Padahal mereka punya tugas berat untuk menyiapkan generasi masa depan.

Imbasnya, banyak dari mereka yang terpaksa kerja sampingan buat menutupi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Ada yang jadi driver ojek online, berjual kecil-kecilan, atau kerja serabutan. Apalagi gaji rendah itu cuma satu dari sekian banyak problem guru, terutama guru honorer.

Status mereka yang nggak jelas dan belum diangkat jadi ASN meski sudah bertahun-tahun mengabdi. Proses seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) juga belum sepenuhnya merata. Rencana penghapusan tenaga honorer pada akhir tahun lalu juga sempat menambah kecemasan mereka. Tunjangan seperti kesehatan, transportasi, atau pensiun juga masih jauh dari kata memadai.

Tapi bukan berarti problem kesejahteraan guru yang belum terpenuhi mengabaikan kita dari perhatian terhadap anak-anak. Program MBG adalah langkah positif yang dilakukan pemerintah. Anak yang gizinya terpenuhi bakal punya daya belajar lebih baik. Dan ini berefek domino yang bagus banget buat masa depan.

Ini tantangan bagi pemerintah bagaimana menciptakan ekosistem guru yang sejahtera dan anak-anak yang sehat dalam waktu bersamaan. Pemerintahan Prabowo-Gibran masih baru. Masih banyak program dan PR yang harus dijalankan dan diselesaikan. Masyarakat, terutama guru, harus benar-benar merasakan manfaat hadirnya pemerintah.

Karena itu, penting bagi kita untuk terus mengawasi dan mengkritik pemerintah agar bertugas sesuai konstitusi. Tanpa perlu mengontraskan problem yang satu dengan problem lainnya yang belum diselesaikan pemerintah demi menikmati lampu sorot panggung politik.

Yuk, terus awasi kinerja Prabowo-Gibran!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img