Jakarta, PIS – Tak habis-habisnya penderitaan masyarakat Afghanistan. Mereka bukan cuma ditindas Taliban. Mereka juga menjadi korban serangan kelompok ISIS yang anti Taliban
Pada 8 Agustus, ISIS diduga mendalangi ledakan bom di sebuah masjid di Kabul, Afghanistan. Ledakan terjadi saat salat magrib. Sedikitnya 20 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka termasuk anak-anak.
Sepekan sebelumnya ledakan juga mengguncang satu madrasah di Kabul. 10 orang tewas dan 40 lainnya luka-luka. ISIS Afghanistan dianggap sebagai kelompok yang paling bertangggung jawab atas serangan itu.
Sejak Taliban berkuasa di Afghanistan tahun lalu, ISIS memang getol melancarkan serangan. Dan yang menjadi target adalah kelompok-kelompok minoritas, seperti Syiah, Sufi, dan Sikh.
ISIS merupakan musuh bebuyutan dan menjadi tantangan terberat bagi keamanan Taliban. Perang berdarah antara Taliban dan ISIS memiliki sejarah yang panjang. Mereka sama-sama adalah kelompok ekstremis yang ingin menegakkan negara Islam.
Mereka sama-sama menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan. Namun, mereka berbeda dalam penafsiran keagamaan dan strategi. Khususnya dalam hal interpretasi ideologis dan penegakan hukum Syariah Islam
Sejak berkuasa, Taliban berjanji akan melindungi kaum minoritas seperti komunitas Syiah. Namun menurut ISIS, apa yang dilakukan Taliban telah bertentangan dengan hukum Islam dan harus diberantas.
ISIS juga menuding Taliban sebagai pengkhianat karena mau berunding dengan AS dan sekutunya. Menurut ISIS, Taliban adalah antek Amerika. Perbedaan ini menyebabkan pertempuran berdarah di antara keduanya. TALIBAN DAN ISIS, BERHENTILAH MERUSAK ISLAM