Jakarta, PIS – Nasib malang dialami Planetarium. Wahana yang dulu pernah berjaya itu, kini auranya menghilang. Terutama di bawah pemerintahan Anies Baswedan, Ia seolah ditinggalkan pengunjungnya.
Bagi sebagian masyarakat wahana ini sudah ketinggalan zaman. Tak ada aktifitas simulasi benda langit di sana. Bahkan, ruang pameran benda astronomi terlihat kosong. Planetarium dan Observatorium Jakarta pada dasarnya merupakan sarana wisata pendidikan.
Ia dibangun Soekarno dan diresmikan oleh Ali Sadikin pada 1968. Di tempat ini disajikan pertunjukan dan peragaan simulasi perbintangan atau benda-benda langit. Beberapa fasilitasnya antara lain, Teater Bintang, Galeri Astronomi, dan Teleskop Observatorium.
Pengunjung diajak mengembara di jagat raya untuk memahami konsepsi tentang alam semesta. Sayangnya, planetarium menghadapi kendala, khususnya soal pemeliharaan alat. Beberapa teleskop sudah terbilang uzur, bahkan banyak yang sudah berusia rata-rata puluhan tahun.
Sebenarnya Planetarium Jakarta menjadi kawasan yang ikut diperbaiki dalam proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Dan revitalisasi TIM kini telah rampung. Namun, PT. Jakpro yang diberi amanah seakan tidak terlalu peduli dengan Planetarium Jakarta.
Revitalisasi tidak berjalan seperti yang diharapkan. Para astronom dan masyarakat yang ingin mengunjungi Planetarium harus kecewa. Bahkan, hal ini juga dirasakan oleh para pembina dan para pelatih Olimpiade Sains.
Bangunan teleskop Takahashi dibongkar dan tidak ada tanda-tanda untuk dibangun kembali. Akses untuk masuk ke dalam ruangan bangunan teleskop ASCO sudah tidak ada, bahkan salah satu pintunya ditutup tembok.
Ruang fasilitas teleskop Matahari (Heliostat) pun juga memiliki nasib yang sama seperti bangunan Takahashi. Padahal ketika dibangun, Planetarium Jakarta merupakan planetarium yang terbesar di dunia.
Bahkan, menjadi yang pertama di kawasan Asia Tenggara. Namun, sayangnya Pemprov DKI tidak serius merevitalisasinya. Jadi, jangan berharap ya bisa mengembalikan masa kejayaan Planetarium. BAGAIMANA MENURUTMU?