Malu-maluin! Masjid di Cilegon Nunggak Listrik, PLN Malah Didemo

Published:

Masjid di Cilegon Nunggak Listrik, PLN malah didemo. Ini malu-maluin sih. Masjid kan memang wajib bayar biaya listrik? Dan PLN memang punya kebijakan, siapapun yang gak bayar Listrik, apalagi berbulan-bulan, ya listriknya bakal dicabut. Itulah yang dilakukan PLN Cilegon.

Tapi begitu pencabutan Listrik terjadi, PLN didatangi gerombolan orang yang menyebut diri LSM Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) ini. Jangan pikir mereka akan membantu nalangin tunggakan listrik yang diputus PLN, mereka malah marah marah pada PLN. Jadi, pada akhir Januari lalu Masjid Nurul Ikhlas yang merupakan salah satu ikon kota Cilegon menunggak listrik sebesar 3,3 juta rupiah. Untuk masjid sebesar itu, sebenarnya nggak seberapa besar sih. Tapi Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) tak bersedia membayar tunggakan itu, karena tak mampu membvayar Rp 3,3 juta.

Akibatnya, PLN memutus listrik ke masjid. Masjid pun itu mengalami gelap gulita selama tiga hari, yakni sejak 21 – 27 Januari 2025. Listrik masjid itu kembali menyala setelah Walikota Cilegon terpilih, Robinsar membayar tunggakan itu. Tapi sementara itu, GRIB merasa perlu juga turun tangan. Seperti ingin jadi pahlawan, mereka malah mendemo PLN, sambil bawa-bawa azab pula. Mereka bilang masjid adalah fasilitas umum umat Islam, dan memutus listriknya katanya akan mendatangkan azab bagi perusahaan BUMN itu. “Masjid sangat sakral. Jangan sampai listrik masjid dicabut, Allah tidak ridho! BUMN ini kwalat, akan dapat azab,” seru Ketua GRIB, Sahruji.

Masjid Nurul Ikhlas memang mengalami masalah keuangan sejak awal pandemi Covid 19 pada 2019 lalu. Menurut pengakuan Sekretaris DKM Nurul Ikhlas, Agus Rahmat, sejak pandemi pemasukan keuangan masjid itu mengalami penurunan sangat signifikan. Setiap mingggunya, mereka hanya mendapatkan dana sekitar 1,2 juta rupiah dari kotak amal masjid itu. Sedangkan biaya operasionalnya tetap besar, mencapai 43-50 juta per bulan.

Untuk menutupi kekurangan itu, pengurus sampai harus mengeluarkan uang dari kantong mereka sendiri. Menurut pengakuan Agus, dirinya saja sudah mengeluarkan uang sebesar 100 juta rupiah. Sementara, pengeluaran bendaharanya malah lebih besar lagi, mencapai 200 juta rupiah. Itupun tetap masih kurang. Akhirnya, untuk menutupi kekurangan itu pengurus melakukan pinjaman ke beberapa pihak. Pada 2023, pemasukan masjid mulai membaik, tapi belum bisa melunasi utang-utang sebelumnya. Sampai saat ini pihak masjid masih harus membayar cicilan sebesar Rp 5 juta setiap bulannya. Di samping harus tetap mengeluarkan dana operasional yang masih cukup besar.

Karena kondisi keuangan yang masih minus itu, pengurus tidak mampu membayar tunggakan listrik itu. Sampai akhirnya PLN memutus listrik ke masjid itu. Untuk bulan ini, masalah tunggakan Listrik memang sudah tertangani. Tapi tidak jelas apa yang direncanakan agar di bulan-bulan depan, masjid Nurul Ikhlas tak lagi menunggak pada PLN.

Sebenarnya LSM seperti GRIB bisa berperan untuk membantu Masjid. Daripada berdemo dan marah-marah, lebih baik GRIB memobilisasi masyarakat membantu Masjid Nurul Ikhlas. PLN Cilegon jangan dilihat sebagai musuh masjid. Kewajiban membayar listrik adalah kewajiban yang tak bisa ditawar-tawar. Karena itu masyarakat Cilegon sebaiknya bersama-sama membantu menyelesaikan persoalan keuangan masjid itu. Yukk jaga martabat rumah ibadah kita!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img