Mantan Perdana Menteri Malaysia Ini Kritik Tajam Ustadz

Published:

Ustadz itu orang gagal dan nggak punya kerjaan selain ceramah. Ini yang akhirnya membuat para pendengarnya menjadi bodoh dan nggak mau mencapai kehidupan yang lebih baik. Kritik tajam ini disampaikan Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad. Statement ini diposting akun Tiktok @andrealgaza706 pada 1 Desember lalu dengan caption ”kata Pak Mahathir”. Memang belum terbukti apakah benar Mahathir pernah berbicara kaya gitu atau nggak. Tapi Mantan PM Malaysia ke-4 dan ke-7 itu terkenal sebagai tokoh Islam yang moderat.

Di berbagai kesempatan, Mahathir seringkali mengkritik ajaran Islam dan juga para ustadz yang dianggap terlalu konservatif dan menentang kemajuan teknologi. Dalam bukunya berjudul “A Doctor in the House: The Memoirs of Tun Dr Mahathir Mohamad” tahun 2011, dia menulis Islam adalah agama yang mendorong kemajuan peradaban.
“Islam tidak pernah melarang umatnya untuk belajar sains, teknologi, dan ilmu pengetahuan lainnya”, ujarnya di buku itu.
“Sebaliknya, kejayaan dunia Islam dahulu terjadi karena kita memimpin dalam ilmu dan teknologi.”katanya lagi.

Kemudian dia juga pernah berbicara soal Islam dalam forum internasional seperti KTT OIC (Organisasi Kerjasama Islam) pada tahun 2003 di Malaysia. Menurutnya, umat Islam saat ini tertinggal bukan karena agamanya, melainkan mereka menolak mengejar ilmu, mengembangkan teknologi, dan memanfaatkan kekayaan sumber daya mereka. Mahathir juga mengkritik soal sempitnya pemahaman seorang ustadz mengenai Islam.

Menurutnya, pemuka agama seharusnya membimbing umat dalam hal-hal yang mendorong kemajuan dan persatuan, bukan perpecahan. Misalnya aja dalam pidatonya di Forum Perdana Hal Ehwal Islam, Mahathir bilang sebagian pemuka agama sekarang ini sering banget mendebatkan hal-hal kecil, entah itu tata ibadah, bahkan sesimpel cara berpakaian. Menurutnya, yang seharusnya dilakukan para ustadz adalah mencerahkan kemajuan umat melalui pendidikan, ekonomi, dan teknologi. Mahathir juga mengecam keras kelompok atau individu yang menggunakan agama sebagai alat politik untuk kepentingan pribadi.

Pernyataan ini disampaikannya dalam Kongres UMNO tahun 1999 dimana menurutnya, agama seharusnya menjadi sarana persatuan dan bukan perpecahan. Ia mengkritik kelompok politik yang “menjual” agama untuk meraih dukungan, padahal sering kali tindakan mereka justru bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Dalam Persidangan Ulama dan Intelektual Islam pada tahun 2001, Mahathir pemuka agama harus punya pemahaman luas tentang agama, sains, ekonomi, dan ilmu modern agar mampu membimbing umat sesuai tantangan zaman. Pemikiran Dr. Mahathir yang kritis namun konstruktif ini sangat penting untuk kemajuan Islam.

Mahathir percaya Islam adalah agama progresif, dinamis, dan mendorong kemajuan umat manusia. Otoritiknya terhadap ustadz atau pemuka agama bukanlah celaan. Tapi seruan perubahan agar ajaran Islam lebih relevan dalam menghadapi tantangan zaman modern.

Kita perlu memahami agama dan kemajuan bukanlah dua hal yang bertentangan. Islam, dengan ajarannya yang komprehensif, dapat menjadi landasan bagi umat untuk maju, berilmu, dan berdaya saing di kancah dunia. Bangkitkan peradaban Islam dengan ilmu, inovasi, dan persatuan!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img