Mantap! Pemerintah Batal Liburkan Sekolah Selama Ramadhan

Published:

Lega rasanya, pemerintah akhirnya membatalkan rencananya meliburkan sekolah selama Ramadhan. Keputusan ini disampein oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti. Libur hanya diberikan pada pekan pertama dan keempat Ramadhan. Dua pekan sisanya, siswa tetap masuk dan belajar di sekolah. Ini merupakan kesepakatan tiga kementerian, yakni Kemendikdasmen, Kemenag dan Kemendagri.

Selama libur Mu’ti berharap keluarga terlibat dalam pembelajaran mandiri di rumah. Karena selama libur guru akan tetap memberikan tugas-tugas pendidikan kepada siswa-siswanya. Sebaliknya, saat belajar di sekolah, Mu”ti juga meminta guru dan sekolah menyisipkan kegiatan-kegiatan keagamaan. Yang beragama Islam diberikan kegiatan seperti tadarusan atau membaca al-Quran, kajian keislaman, kegiatan sosial atau kegiatan lainnya. Sementara bagi siswa beragama lain diminta untuk mengadakan kegiatan-kegiatan kerohanian sesuai agama siswanya. Selama dua pekan terakhir, rencana liburan full selama Ramadhan menjadi perdebatan di media sosial.

Banyak yang pro tapi tak sedikit juga yang kontra terhadap rencana itu. Yang pro menganggap libur sebulan akan memberikan anaknya untuk istirahat. Ini misalnya disampein orang tua siswa bernama Supriyani di Jakarta Selatan. Orang tua bernama Sarah menganggap positif rencana ini, karena anak akan fokus beribadah selama Ramadhan. Walaupun dia lebih menyarankan agar sekolah hanya mengurangi jam belajar aja.

Sebaliknya orang tua siswa bernama Rinny keberatan terhadap rencana itu. Dia khawatir libur sebulan justru akan membuat anak-anaknya malas belajar. Dengan alasan lemas bisa jadi mereka hanya akan tiduran seharian atau hanya bermain game. Padahal waktu sebulan bisa dimaksimalkan untuk anak belajar di sekolah. “Tidak semua anak bisa auto menyibukkan diri dengan kegiatan positif,” tegasnya. Keberatan juga disampaikan oleh orang tua siswa asal Tanjung Priok bernama Mario.

Dia khawatir libur selama sebulan justru membuat anaknya akan terlibat tawuran. Di samping dia juga merasa rugi, karena sudah bayar SPP, eh malah libur. Dia keberatan seperti itu karena anaknya sekolah di sekolah swasta. Rencana libur selama sebulan diwacanakan pertama kali oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar. Dia merujuk apa yang telah dilakukan oleh banyak pesantren di Indonesia. Ini diberikan agar para santri bisa berkumpul bersama keluarga dan fokus melakukan ibadah puasa. Walaupun memang libur full selama sebulan Ramadhan bukan hal baru.

Bahkan sejak pemerintahan Belanda, itu sudah dilakukan. Tapi seiring pergantian pemerintahan, kebijakan itu sering berganti-ganti. Terakhir dilakukan saat pemerintahan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Tapi sejak pemerintahan Megawati, kebijakan itu tidak berlaku lagi. Dilihat dari baik buruknya, memang sudah tepat kalau Ramadhan gak usah libur full selama sebulan. Toh siswa juga tetap mampu berpuasa walaupun tetap harus belajar di sekolah. Kegiatan pendalaman keimanan juga bisa dilakukan di sekolah. Dan ini juga menghindari kecemburuan sosial dari penganut agama lain. Kita bukan negara agama, gak usah lah mengistimewakan satu agama.

Yuk bertindak bijak!

KATEGORI: P3ALD

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img