Jakarta, PIS – Ada anggapan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh pada toleransi. Jadi, mereka yang lulus perguruan tinggi dianggap lebih toleran pada perbedaan. Asumsinya, orang-orang yang sekolah tinggi dianggap lebih terbuka pikirannya dibandingkan mereka sekolahnya lebih rendah
Ada satu penelitian yang dibuat SMRC alias Saiful Mujani Research and Consulting. Ternyata pendidikan tinggi nggak berpengaruh tuh. Penelitian ini mencek toleransi orang terhadap LGBT.
Repsonden ditanya, keberatan tidak kalau bertetangga dengan LGBT. Ditanya juga, keberatan tidak kalau LGBT menjadi guru di sekolah negeri. Terakhir, ditanya, keberatan tidak kalau LGBT menjadi pejabatan pemerintah.
Ternyata mayoritas lulusan perguruan tinggi menjawab ‘keberatan’ di semua pertanyaan tadi. Yang keberatan bertetangga dengan LGBT, adalah 61% Yang keberatan ada orang dari kelompok LGBT menjadi guru di sekolah negeri bahkan mencapai 77%.
Dan yang keberatan orang LGBT menjadi pemerintah pemerintah juga mencapai 77%. Persentase ini tidak berjarak jauh dari persentase mereka yang berpendidikan lebih rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan masih tingginya penolakan terhadap LGBT
LGBT masih dianggap harus dihindari dan dianggap tidak layak duduk di posisi-posisi penting. Padahal kaum LGBT adalah warga yang diakui hak hidupnya di Indonesia. Pendidikan sebenarnya diharapkan dapat membuka alam pikiran orang
Tapi penelitian SMRC menunjukkan pendidikan tinggi tidak banyak berpengaruh. Pendidikan tinggi ternyata tidak membuat warga lebih toleran. HARGAI HAK HIDUP LGBT