Miris! Para Ustad Ini Jualan Produknya Gunain Branding Berkah Quran dan Agama

Published:

Buat para ustad ini, Islam gak cuma jadi ladang dakwah, tapi juga buat ngebranding jualannya. Ini misalnya dilakukan Habib Al-Habsyi. Di video yang beredar, Al-Habsyi promosiin minuman kemasan miliknya dengan mengiming-imingi berkah nabi dan Al-Quran. Sebabnya, katanya minuman itu sudah dikhatamkan 30 juz Al-Qur’an. Nggak cuma itu, dia juga bilang pabriknya sudah diperdengarkan bacaan Al-Qur’an selama 24 jam nonstop. Minuman yang dimaksud adalah Ajwa—air kemasan yang merupakan miliknya.

“Ini bukan sembarang air, ini minuman namanya Ajwa ambil berkah kurma nabi.” “Apapun yang dihubungkan dengan nabi pasti berkah menghampiri,” ucapnya. Untuk lebih meyakinkan para jamaahnya, Al-Habsyi juga mengutip hasil penelitian seorang peneliti Jepang. Yang bilang kalau air yang diperdengarkan Al-Quran kristalnya membentuk bentuk yang indah. Sementara kalau diperdengarkan musik, kristalnya menjadi pecah. Padahal di kalangan saintis, hasil penemuan itu dipertanyakan. Tak cukup mempromosikan dengan mengiming-imingi berkah nabi, ustad ini juga mengharamkan minuman lainnya, yakni Aqua dan Vit.

Netizen langsung meledak dengan komentar-komentar pedas di kolom komentar video itu. “Kecilnya sekolah agama, besarnya bisnis agama,” tulis seorang netizen. Ada juga yang nulis: “Kayak gini nih kalau agama cuma jadi label dagang.” Bahkan non-Muslim pun ikutan komentar: “Gue nggak ngerti agamanya, tapi dagangnya kok begini amat?”

Bukan hanya Al-Habsyi yang melakukan promosi model begitu, ada juga Ustad Solmed. Ustadz Solmed pernah viral karena bisnis rokok herbal Islami bernama Rokok SIN. Klaimnya: bisa detoks, diproduksi sambil di bacain doa dan shalawat. Istrinya pun memberikan testimoni, katanya dia pernah merebus rokok itu buat detoks kakinya, hasilnya, kakinya jadi glowing.

Sebelumnya sempat juga viral garam ruqyah. Yakni, garam krosok biasa yang telah dibacakan doa-doa tertentu, yang disebut ruqyah. Menggunakan garam itu katanya akan mendatangkan keberkahan, kelancaran rejeki dan ketenangan hati. Di toko-toko online garam ruqyah laku banget, saking lakunya satu toko omsetnya ada yang mencapai 4 miliar!

Jualan dengan branding agama, di negeri ini memang menguntungkan banget. Sebabnya, masih banyak orang yang beragama dengan tidak menggunakan nalar kritisnya. Sehingga mereka gampang percaya apa yang disampaikan seorang ustad. Dan ini dimanfaatkan banget oleh sejumlah ustad. Mau jual air? Tinggal tambahin aja “doa” dan “30 juz” Al-Quran. Jadi deh produk itu disebut penuh berkah. Iman jadi kemasan. Kepercayaan jadi strategi branding. “Bismillah” bukan lagi pembuka doa, tapi pembuka promo.

Ini bukan dakwah—ini branding pakai dalil. Yang satu jual air, yang satu jual rokok Islami, yang satunya lagi garam rukyah. Besok apa? Mi instan rasa tobat? Semuanya bisa “di-syariahkan” asal ada pasar dan label halal. Kita butuh iman yang dipelajari, bukan yang dikemas dan dikasih barcode. Kita butuh ulama yang ngajarin akal sehat, bukan influencer botolan. Agama itu petunjuk hidup, bukan stiker promosi. Yukkk beragama dengan akal sehat!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img