Jakarta, PIS – Langkah Muhammadiyah ini perlu kita dukung. Jadi, Muhammadiyah ingin segera merealisasikan Kalender Islam Global. Yang bernama Kalender Hijriyah yang bisa berlaku secara global bagi kaum muslimin di seluruh dunia.
Ketua PP Muhammadiyah, Syamsul Anwar, bilang kalender ini bagian dari langkah pembaharuan Islam. Karena , ia memandang penyatuan kalender Islam global sebagai salah satu utang peradaban yang harus segera dilunasi.
Keseriusan ini terdapat dalam Risalah Islam Berkemajuan hasil keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Solo tahun 2022 silam. Buat Muhammadiyah, persatuan lewat Kalender Islam Global adalah hal yang urgen.
Dengan adanya kalender ini, umat Islam tidak lagi menemui perbedaan hari-hari besar Islam seperti 1 Syawal, Dzulhijjah, dan lainnya. Jadi, kalau Idul Adha 10 Zulhijah 1444 H di Indonesia jatuh pada Rabu, 28 Juni 2023, itu juga berlaku untuk seluruh dunia.
Sedikit info ya, penanggalan Hijriyah ditetapkan oleh Khalifah Umar ibn Khattab pada 14 abad lalu. Selama ini, umat Islam masih belum sepakat terhadap penggunaan satu kalender.
Pada 2016, umat Islam menggelar Kongres Kesatuan Hijriyah Internasional di Istambul, Turki. Tapi hasil kesepakatan lalu mendapatkan respon yang berbeda oleh tokoh-tokoh Islam.
Di Indonesia sendiri, langkah Muhammadiyah ini bukan tanpa tantangan. Pada penentuan 1 Syawal atau Lebaran kemarin, terjadi perbedaan yang mencolok. Muhammadiyah meyakini 1 Syawal jatuh pada Jumat, 21 April 2023.
Sementara pemerintah dan beberapa ormas Islam meyakini jatuh pada Sabtu, 22 April 2023. Mudah-mudahan pemerintah Indonesia dan ormas-ormas Islam bisa duduk bersama membahas Kalender Islam Global ini. Sehingga perbedaan dalam penentuan awal Ramadhan dan hari-hari besar Islam bisa menemukan solusi.
Apa pendapat kamu soal ini? Komen di bawah ya!