Jakarta, PIS – Museum Rasulullah akhirnya tutup karena bangkrut. Dua tahun setelah peresmiannya, museum tersebut tidak bisa bertahan. Alasannya pun cukup tragis, merugi terus.
Museum Rasulullah berada di jalan Suroyo, Kota Probolinggo, Jawa Timur. Saat ini seluruh pintu masuk dan keluar museum ditutup. Bahkan semua tulisan Museum Rasulullah di dinding museum bagian depan dan di dekat pintu masuk sudah dihapus.
Tak hanya itu, barang-barang atau Artefak peninggalan Nabi Muhammad dan para sahabat nabi pun sudah tidak ada di museum. Sebelumnya di museum itu ada barang-barang seperti: darah hasil bekam, jenggot, rambut, serban dan sandal milik nabi.
Selain itu ada juga peninggalan milik para sahabat nabi. Semula barang-barang tersebut diharapkan menjadi daya tarik utama pengunjung. Kabarnya barang-barang tersebut saat ini sudah diangkut dan dibawa ke Jakarta.
Untuk dikembalikan kepada pemiliknya kolektor asal Malaysia Prof Dr Abdul Mannan Bin Embong. Menurut pengelola museum, Tjoe Yudhis Gatri, kerugian dimulai setelah adanya kebijakan PPKM karena pandemi Covid 19.
Menurutnya sejak itu pengunjung museum turun drastis. Saat itu pun sebenarnya museum sudah mau ditutup. Tapi tidak jadi karena ada bantuan dari pihak luar. Setelah tidak ada bantuan lagi akhirnya diputuskan museum ditutup.
“Dengan berat hati kami tutup. Kami tidak ingin merugi terus,” ucapnya. Nasib tragis ini semula tidak diperkirakan sama sekali. Sejak awal pengelola optimis museum ini akan menjadi wisata religius yang diminati banyak orang.
Apalagi saat pertama kali dibuka, museum ini diserbu ribuan pengunjung. Nada optimis juga dilontarkan oleh Walikota Probolinggo Habib Hadi Zainal yang meresmikan museum tersebut. Dia optimis museum tersebut akan membawa berkah buat Probolinggo.
Akan menjadi ikon wisata religi di Probolinggo. Apalagi menurutnya peluncurannya digelar di hari baik dan bulan baik. Hari itu bertepatan dengan hari Santri Nasional pada 22 Oktober 2020.
Dan bulannya pun Rabiul Awal, yang bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad. Kini harapan itu sudah sirna, museum sudah ditutup. Ternyata peninggalan Rasulullah bukan daya tarik untuk umat Islam Indonesia.