Ngaco! Ustadz Ini Bilang, Pahala Istri Melayani Suami Sama Dengan Pahala Membunuh 60 Orang Yahudi

Published:

Ngawur banget deh isi ceramah ustadz ini. Masa dia bilang, pahala seorang istri yang melayani suami disamakan dengan membunuh 60 orang Yahudi! Nama Ustadznya Ucay Anugrah Cahyadi. Seorang Ustadz asal Sumatera Utara, dari Kabupaten Batubara.

Gaya dakwahnya humoris dan “vulgar”. Beberapa video ceramahnya dengan tema hal yang sama viral di media sosial. Dia bilang “siapa yang melayani suaminya dengan ikhlas, maka pahalanya sama dengan pahala membunuh 60 orang Yahudi, ucapnya. Di video yang lain dia bilang: dalam suatu hadits bahwa setiap malam Jum’at ketika seorang istri nawarin untuk hubungan badan ke suaminya tanpa suaminya meminta terlebih dahulu, maka ia akan dapat pahala setara seperti membunuh 60 orang yahudi. Hmmmm…. ngaco banget kan?

Ini kan artinya sama aja kalau suatu ajaran agama itu membenarkan bahwa membunuh baik dan bisa memberi pahala. Kok malah seakan-akan membunuh itu adalah tindakan yang dibenarkan? Dan tahu nggak, hadits yang dia kutip kan sebenarnya hadits palsu. Menurut situs Panjimas yang mengutip pandangan ulama, hadits tentang pahala hubungan suami istri sama dengan membunuh orang Yahudi itu sama sekali nggak shahih.

Nggak ada hadits shahih yang menyatakan ungkapan kayak gitu. Malah sebaliknya, Islam justru mengajarkan bahwa hubungan suami istri itu ibadah yang mendatangkan pahala, tanpa harus pakai analogi kekerasan. Yang bener tuh, Rasulullah SAW dalam hadits shahih bilang: “Dan pada kemaluan (persetubuhan) kalian terdapat sedekah.” Maksudnya, hubungan intim suami istri yang halal itu mendapat pahala tanpa harus dianalogikan dengan membunuh siapa-siapa.

Jadi kenapa harus pakai perbandingan yang sadis dan memicu kebencian. Narasi kayak gini kan bisa bikin orang salah paham tentang ajaran Islam. Seakan-akan Islam itu agama yang membenarkan pembunuhan dan kekerasan. Padahal Islam datang sebagai rahmatan lil ‘alamin – rahmat untuk seluruh alam. Bukan buat nyebar kebencian terhadap kelompok agama lain.

Dan yang bikin miris, ceramah model begini bisa dengan mudahnya viral dan dipercaya masyarakat. Seorang ustadz itu harusnya jadi panutan yang menyebarkan kedamaian. Bukan malah pakai analogi pembunuhan yang bisa memicu intoleransi dan radikalisme. Sebagai umat beragama, kita harus kritis nih sama ceramah-ceramah yang isinya provokatif semacam ini. Indonesia itu negara yang majemuk dengan berbagai agama dan suku.

Kalau ceramah-ceramah intoleran kayak gini terus dibiarkan, bisa merusak kerukunan yang udah terbangun bertahun-tahun. Pancasila dan UUD 1945 jelas-jelas menjamin kebebasan beragama untuk semua warga negara. Nggak ada tempat untuk narasi kebencian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Jangan sampai kita jadi korban dari narasi kebencian yang dibungkus dengan dalil agama ya! Yukk beragama dengan akal sehat!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img