Tahu Bahar Smith kan ? Itu lho mantan napi kasus penganiayaan anak dan penyebaran kabar bohong. Nah, Bahar sekarang jadi sorotan lagi. Itu gegara dia ngaku pernah digigit ular, tapi justru ularnya yang mati. Sedangkan dia baik-baik saja. Itu Bahar bilang di kanal YouTube Uya Kuya TV. Sebenarnya, topik yang dibicarain Bahar dan Uya itu soal Pesantren Al-Zaytun dan Panji Gumilang. Tapi karena konsepnya ngobrol santai, Bahar terus cerita, dia pernah digigit ular jenis King Kobra. Salah satu spesies ular yang dikenal sama bisanya yang mematikan dan banyak ditemukan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Nah, Bahar bilang pas dia digigit Ular King Kobra, dia nggak kenapa-napa. Malah ularnya yang mati. “Serius? Pernah Digigit Kobra?” tanya Uya serius. “Serius! Digigit King Kobra. 2 menit kemudian King Kobranya yang mati”, jawab Bahar. Bahar terus ngutip ucapan followersnya. Kata followersnya, bukan Bahar yang kena racun Kobra, tapi King Kobra yang kena racun Bahar. Hmm…
Apa yang bilang Bahar itu jelas nggak masuk akal. Dia pengen ngebangun narasi bahwa dirinya punya kemampuan di atas rata-rata manusia pada umumnya. Ini adalah salah satu modus untuk menarik pengikut yang nggak bisa berpikir dengan akal sehat. Asal tahu aja, bisa Ular King Kobra itu mematikan. Kandungan bisa Ular King Kobra nyebabin rasa sakit yang parah, pembengkakan, dan kematian sel-sel. 30 menit setelah disengat, korbannya bakal berhenti bernafas. Karena itu, langkah pertama yang dilakuin petugas di rumah sakit, buat korban sengatan bisa Ular King Kobra adalah dengan menyuntikkan antivenom.
Antivenom adalah serum buat menetralisir racun akibat gigitan ular berbisa. Jika tidak langsung mendapat serum ini, sangat sulit buat korban bisa selamat. Inilah yang terjadi pada Aji Rahmat Purwanto, Salah satu pendiri Yayasan Sioux Ular Indonesia. Dia meninggal dunia pada 14 Februari 2023 setelah disengat Ular King Kobra 2 hari sebelumnya. Sudahlah Bahar nggak usah mengarang cerita yang nggak masuk akal. Stop bodohi umat dengan bualan yang penuh tahayul.