NGAWUR! DOSEN IPB INI BERANI BILANG GIBRAN CUMA LULUSAN SD

Published:

Serius nih, Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, dibilang cuma lulusan SD? Buktinya mana? Info heboh ini datang dari seorang dosen Institut Pertanian Bogor (IPB), namanya Meilanie Buitenzorgy. Kata dia, latar pendidikan Mas Gibran itu nggak setara karena beliau SMA-nya di luar negeri.

Meilanie sendiri lulusan S1 IPB dan sempat ambil PhD di University of Sydney, jadi dia ngerasa paham soal sistem pendidikan luar negeri. Nah, lewat akun Facebook-nya pada 20 September lalu, Meilanie bikin postingan panjang soal pendidikan Gibran. Dia bilang kalau program UTS Insearch di Australia itu bukan sekolah menengah alias bukan SMA. Menurut dia, UTS Insearch itu cuma program bridging atau pra-universitas—semacam kelas persiapan sebelum kuliah. Karena itu, katanya, lembaga itu nggak bisa ngeluarin ijazah SMA atau high school leaving certificate. Meilanie juga nyebut, dokumen penyetaraan ijazah Gibran dari Kemendikbud-Dikdasmen itu salah aturan dan “batal demi hukum.” Dia bahkan ngebandingin sama ijazah anaknya sendiri buat nunjukin gimana format high school certificate yang asli di Australia.

Nggak berhenti di situ, dia juga bahas soal sekolah Orchid Park Secondary School di Singapura yang pernah ditulis sebagai tempat Gibran belajar. Menurut Meilanie, sekolah itu cuma sampai jenjang Secondary 1–4, setara SMP + 1 tahun di Indonesia, bukan SMA. Dia juga bilang, perlu dicek lagi bener nggaknya Gibran tamat dari SMPN 1 Solo, karena di situs Pemkot Solo tertulis Gibran lanjut SMP di Singapura. Akhirnya, Meilanie nyimpulin, karena pendidikan harus bertahap dan berjenjang, maka Gibran nggak bisa dapat penyetaraan gelar S1 kalau nggak punya ijazah SMA yang sah. Dari situ dia nyimpulin ekstrim banget, katanya, pendidikan Gibran cuma setara tamatan SD!

Tapi abis statusnya viral, IPB langsung buka suara. Direktur Kerjasama, Komunikasi, dan Pemasaran IPB University, Alfian Helmi, bilang kalau pernyataan Meilanie itu murni pendapat pribadi. “Opini yang disampaikan oleh Saudari Meilanie Buitenzorgy sepenuhnya merupakan pendapat pribadi,” kata Alfian. IPB juga bilang bakal ngambil langkah persuasif dengan mengundang Meilanie untuk klarifikasi dan diskusi soal postingannya.

Nah sekarang kita tanya balik nih. Emang bisa seenaknya gitu menilai pendidikan orang lain cuma karena pernah kuliah di luar negeri juga? Seolah-olah karena “paham sistem luar”, jadi boleh menyimpulkan Mas Gibran cuma lulusan SD. Padahal urusan ijazah dan penyetaraan tuh nggak bisa asal ngomong. Ada prosedur resmi, ada verifikasi dokumen, dan semuanya di bawah otoritas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Bahkan, Kemendikbud udah ngeluarin SK penyetaraan ijazah Gibran pada 8 Agustus 2019.

Terus, apakah pernyataan-pernyataan di Facebook itu bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan hukum? Atau cuma opini yang belum diverifikasi? Masa iya Kementerian Pendidikan bohong soal dokumen sepenting itu? Kalau sampai mereka nerbitin SK penyetaraan, itu berarti udah melewati proses verifikasi dan penilaian yang ketat. Kritik boleh, tapi kudu pake data dan etika akademik. Kalau cuma bermodal feeling dan perbandingan subjektif, ya jatuhnya bukan ilmiah tapi nyinyir pakai titel dosen. Yuk proporsional dalam bersikap!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img