Wakil Komandan Paspampres Brigjen TNI Marinir Samson Sitohang ngebantah anggota Paspampres mengusir jamaah demi saf Wapres Gibran Rakabuming Raka. Sebelumnya beredar video yang dinarasikan Paspampres mengusir jamaah demi memberikan saf kepada Wapres Gibran Rakabuming Raka saat mau shalat Jum’at. Video itu diposting oleh akun Tiktok @suhud262626 enam hari lalu. Terlihat di video sejumlah anggota Paspampres berkemeja cokelat meminta jemaah yang berada di dekat Gibran untuk bergeser dari posisi duduknya. Sementara Wapres Gibran sendiri sudah terlihat berdiri dalam saf. Peristiwa ini kemudian diketahui terjadi di Masjid Raya Baiturrahman Semarang pada Jumat (13/12) pekan lalu.
Sampai hari ini, video itu sudah dilihat oleh 500 ribu lebih orang, dengan jumlah like mencapai 10 lebih. Pada postingan tersebut, berbagai komentar negatif terhadap Wapres Gibran menghiasi video itu. Dari yang hanya berupa sindiran sampai dengan kata-kata kasar.
“Di masjid gak mengenal pangkat jabatan… yang datang terlambat duduknya dibelakang,” tulis warganet.
“Apapun jabatannya jika sudah masuk ke Rumah Allah, itu semua sama, maka hargailah semua yang ada di dalamnya,” timpal yang lainnya.
“Sontoloyo tak tau urusan agama, lain kali jangan mau di geser geser, kalau mau di depan cepat datang dan maju di saff depan,” tulis seorang netizen dengan kasar.
Walaupun begitu, tidak semua sih mempermasalahkan peristiwa itu, sebagian malah memakluminya. Bagi mereka, itu prosedur biasa yang dijalankan saat pejabat publik berada bersama masyarakat umum.
“Itu prosedur keamanan RI-2. Kita semuanya juga kan gak bisa menjamin keselamatan RI2 di dalam masjid,” tulis seorang netizen membela.
“Itu sudah sesuai SOP. Selama jamaah tidak keberatan itu tidak masalah,” tulis yang lainnya.
“Ini namanya protokol keamanan, bukan soal siapa datang cepat atau lambat,” timpal netizen lainya.
Menurut Wadan Samson video yang beredar di media sosial tidak mencerminkan situasi yang sebenarnya. Menurutnya, orang yang terlihat diminta bergeser dalam video tersebut justru adalah anggota Paspampres sendiri. Katanya, posisi itu emang sudah disiapkan.
“Sama sekali tidak ada penggeseran, apalagi pengusiran terhadap jamaah,” ucap Samson. Ia juga menegaskan bahwa peristiwa tersebut tidak terjadi di shaf paling depan, melainkan di barisan keempat. Peristiwa seperti itu sebenarnya peristiwa yang biasa terjadi, terutama saat seorang pejabat shalat jamaah di sebuah masjid. Pasti ada prosedur keamanan yang harus dijalankan. Salah satunya dengan menempatkan orang-orang tertentu menempati posisi tertentu.
Petugas yang harus mendampingi pejabat itu kemudian akan menggantikan posisi itu. Dari video yang beredar juga tak terlihat petugas melakukan pemaksaan. Kepada masyarakat umum, mereka juga hanya sekedar meminta bergeser, bukan mengusir. Bukankah itu juga biasa kita lakukan, saat kita ingin menempati posisi tertentu dalam saf yang masih longgar. Mudah-mudahan klarifikasi Wakil Komandan Paspampres sudah cukup menjelaskan ya. Yuk jangan perpanjang masalah ini, kayak gini-gini kan hal kecil aja dalam kita bernegara. Kalau emang mau memperbaiki negara ini, mari kritiknya kita arahkan pada sesuatu yang lebih substansi.
Yukk proporsional saat mengkritik!
KATEGORI: PENCERAHAN