Jakarta, PIS – Jogjakarta perlu waspada. Sebuah organisasi yang menghalalkan kekerasan, Front Jihad Islam, kembali beroperasi. Mereka terlibat dalam dukungan terhadap pemaksaan jilbab di SMAN 1 Banguntapan
Kepala sekolah dan guru di SMAN 1 itu sudah diberi sanksi oleh pemerintah. Namun kini dikabarkan ratusan orang yang bergabung dalam Laskar Umat islam beraksi mendukung para guru
Yang menarik, di antara Laskar Umat Islam terdapat sekelompok orang dengan nama Front Jihad Islam. FJI bermarkas di Bantul, Yogyakarta. Wilayah operasi FJI adalah Yogyakarta dan sekitarnya. Semula para pendiri FJI adalah anggota FPI.
Namun karena ada perbedaan pandangan, mereka memisahkan diri dan membangun FJI pada 2006. Yang mendeklarasikan FJI adalah Abu Bakar Ba’asyir. Sama seperti FPI, FJI menjadikan amar ma’ruf nahi munkar sebagai jargonnya.
Seperti FPI, FJI sering menggunakan kekuatan massa dan aksi kekerasan untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Atas nama agama, FJI bertindak seolah polisi agama. Mereka merasa berhak menindak dan membubarkan yang apa mereka anggap sebagai kemungkaran.
Karena itu, tidak sedikit catatan hitam FJI. FJI pernah membubarkan paksa perkemahan 1500 siswa kristen di bumi perkemahan, Sleman dengan alasan kegiatan itu bagian dari kristenisasi.
FJI juga pernah berusaha menyerang Gereja Baptis Indonesia di Bantul dengan alasan rumah ibadah itu tidak berizin. FJI pernah mendesak MUI Yogyakarta untuk menyatakan Syiah sebagai aliran sesat.
FJI pernah menolak adanya peribadatan di Hartono Mall di Sleman dengan alasan ada gereja ilegal di dalamnya. FJI pernah menggeruduk dan menuntut penutupan pesantren waria di Bantul.
22. Jadi, bila FJI kini kembali terlibat dalam aksi memaksa jilbab, masyarakat perlu berhati-jati. BERSIHKAN JOGJA DARI KEKUATAN PENGANCAM PERDAMAIAN