Jakarta, PIS – Politisi Swedia, Rasmus Paludan, melakukan aksi membakar Alquran. Bukan sekali ini saja dia melakukan aksi itu. Ia juga sering berurusan dengan hukum karena ujaran kebencian rasialnya. Pria keturunan Denmark-Swedia itu menggalang kelompok anti-Islam di Denmark dan Swedia. Kelompok sayap kanan Denmark itu bernama Stram Kurs yang berarti Garis Keras. Kelompok itu getol menyuarakan agenda anti-imigran dan anti-Islam. Paludan melakukan itu disinyalir demi mendapatkan dukungan politik. Ia berniat mencalonkan diri sebagai legislatif Swedia September mendatang.
Aksi Paludan itu adalah bagian dari masa “tur” politiknya di Swedia. Dia mengunjungi kawasan berpopulasi Muslim besar, kemudian membakar Al-Quran. Akibatnya, Swedia menuai banyak kecaman yang berujung bentrokan. Bentrok yang terjadi di beberapa kota itu, berlangsung sejak Kamis 14 April 2022. Pada hari Kamis dan Jumat lalu, sekitar 12 petugas polisi terluka. Anehnya, aksi Paludan itu mendapatkan izin dari kepolisian Swedia. Polisi pun terlihat mengawal Paludan saat dia membakar Alquran. Perdana Menteri Swedia Magdalena Anderrson mengecam aksi kekerasan yang terjadi.
Ada tiga orang pendemo yang terluka, mereka juga ditangkap atas tindak pidana. Pemerintah Arab Saudi mengecam aksi penistaan Kitab Suci Al-Quran itu. Arab Saudi meminta agar penistaan situs-situs agama dan kitab suci dihentikan. Irak memperingatkan, masalah itu membuat Swedia tidak ramah terhadap Muslim. Iran menyebutnya sebagai “penghinaan atas perasaan umat Muslim” di seluruh dunia. Pemerintah Indonesia juga mengecam aksi Paludan dan kelompoknya. Semoga Paludan segera mendapat sanksi yang tegas. Ayo kita jaga kerukunan, agar kehidupan beragama makin nyaman.