Aksi pembakaran Al Quran di Swedia mulai nimbulin kerusuhan. Ini terjadi di sebuah alun-alun di kota Malmo. Malmo itu sebuah kota di Swedia yang didominasi para migran dan dikenal sebagai “area Muslim”. Pelaku pembakaran adalah Salwan Momika, seorang imigran asal Irak. Dia pernah melakukan aksi yang sama saat Idul Adha lalu.
Momika kayaknya emang ingin memancing amarah ya. Kemarin dia dengan sengaja melakukan aksi pembakaran di depan sekitar 200an orang. Penonton yang marah mencoba menghentikan pembakaran dengan menyerbu Momika. Sebagian ada juga yang melempar batu ke arahnya. Keributan pun tak terhindarkan. Pasukan polisi yang diturunkan terpaksa saling dorong dengan massa. Beberapa orang mencoba menerobos penjagaan polisi. Bahkan, ada yang coba menghentikan mobil polisi yang membawa Momika. Polisi terpaksa menangkap sejumlah orang yang dianggap mengganggu ketertiban umum.
Banyak pihak khawatir pembakaran Al Quran dapat menimbulkan gangguan sosial di negara itu. Dalam hukum Swedia, pembakaran kitab suci dianggap bukan sebagai tindak kriminal. Pelecehan kitab suci dianggap sebagai bagian dari kebebasan berekspresi. Karena itu, meski pemerintah berulang kali mengecam, para pembakar Al Quran nggak bisa dipidanakan. Di tahun-tahun lalu udah berulang kali terjadi aksi penghinaan Islam.
Pada 2020 lalu, pembakaran Alquran oleh aktivis-aktivis sayap kanan Swedia di Kota Malmo sempat juga memicu kerusuhan. Kemudian, pada 2022 lalu, tindakan serupa oleh Rasmus Paludan berujung demonstrasi hingga melukai sembilan polisi. Bahkan, dalam sembilan bulan terakhir pembakaran Al Quran telah membuat kerugian besar hampir Rp3 miliar. Dikhawatirkan, keamanan di Swedia terus memburuk kalo nggak ada jalan keluar dari dilema kebebasan berekspresi ini. Semoga kerusuhan di Swedia ini bisa segera ditangani ya. Yuk, sama-sama hormati orang lain!