Perempuan Wakil Bupati Garut Tegas Hadapi Kelompok Agama Berjubah Preman

Published:

Perempuan yang jadi Wakil Bupati Garut ini keren banget. Namanya Putri Karlina. Dengan tegas dia memarahi kelompok-kelompok Islam yang melakukan sweeping warung kopi yang beroperasi di siang hari di bulan Ramadhan. Dengan tajam dia bilang, organisasi pelaku kekerasan semacam itu sebaiknya dibubarkan saja.

Ini semua diawali oleh viralnya video aksi sweeping yang dilakukan Aliansi Umat Islam. Dalam video itu terlihat sejumlah pria nampak datang dan memarahi para pengunjung warung yang sedang minum kopi. Pria itu bertanya mengapa para pengunjung itu tidak berpuasa. Dia lantas sengaja menyiram kopi di meja pengunjung. Pria lainnya menggebrak meja mengusir pengunjung yang lain. Akibatnya satu per satu pengunjung pun meninggalkan warung.

Video tersebut langsung menyebar viral sehingga langsung direspons pemerintah kabupaten Garut. Mereka mengundang pihak kepolisian, wakil Aliansi Umat Islam, dan beberapa pria lainnya untuk mendiskusikan bersama kejadian itu. Wakil Aliansi Umat Islam, Ceng Aam, memang tampil. Dia dengan tegas bilang, “Jangan pancing kami sebagai umat Islam di Garut bereaksi”. Dia bilang lagi, hubungan mereka dengan kalangan non-Islam tidak ada masalah. Yang bermasalah, tambahnya, adalah dengan kaum muslim sendiri. Tentu yang dimaksud adalah kaum muslim yang tidak berpuasa.

Putri, yang adalah anak Kapolda Jakarta, Karyoto, dengan tegas menantang balik Aam. Dia menyatakan dia marah dengan apa yang terjadi. Dia marah karena aksi kekerasan ini merusak citra Garut. Dia kesal karena apa yang terjadi akan membuat para investor malas datang ke Garut. Putri bilang, dia heran kalau Ceng Aam bisa senyam-senyum. Kalau cuma gara-gara ada umat Islam tidak puasa, organisasi Islam itu mengamuk, itu berarti ormas itu tujuannya destruktif, bukan membangun. Dengan keras Putri mengatakan: Kalau memang niatnya jelek, sebaiknya organisasi ini dibubarkan saja.

Menurut Putri, Garut sudah berusaha membangun image sebagai kota berakhlak, kota beriman. Pesantren-pesantren di Garut terus disejahterakan, kata Putri. Tapi pengamalannya bagaimana, tanya Putri dengan tajam. Menurut Putri jangan sampai gara-gara di Garut banyak pesantren, jadi banyak yang ‘ngejago’ berlandaskan agama. Putri juga menyatakan mengapresiasi kalau organisasi-organisasi Islam membantu mengatasi obat-obatan bius, atau menemukan mafia. “Tapi di hari ini, kesalahan Bapak fatal!” kata Putri ke arah Aam.

Perwakilan Aliansi Umat Islam dikabarkan sudah meminta maaf atas peristiwa tersebut. Menurut mereka, apa yang terjadi di luar dugaan mereka. Putri Karlina nampaknya bisa menjadi teladan kepala daerah yang layak dicontoh daerah-daerah lain. Sebelum menjadi Wakil BUpati Garut, dia adalah pengusaha kuliner. Dia juga memiliki latar belakang pendidikan sebagai dokter gigi di Universitas Gajah Mada.

Tapi yang terpenting, dia berani secara tegas menghadapi kelompok-kelompok yang tidak segan menggunakan kekerasan dengan basis agama. Di Indonesia, terlalu banyak kepala daerah yang gentar dengan aksi anarkis semacam ini. Pemerintah akhirnya nampak tunduk pada kelompok-kelompok yang melakukan tindakan tanpa peduli dengan ketaatan hukum. Kini, Putri Karlina menunjukkan contoh lain. Bila kekerasan terus terjadi, rakyat akan menjadi korban. Karena itu pemerintah harus tegas menghadapi mereka. Semangat Teh Putri Karlina!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img