Pimpinan Khilafatul Muslimin Seorang Residivis

Published:

Jakarta, PIS – Kelompok Khilafatul Muslimin tengah menjadi sorotan. Propaganda khilafah yang mereka lakukan bikin resah masyarakat. Mereka teriak-teriak khilafah atas nama kebebasan berekspresi. Menurutnya, ide khilafah mereka tidak bertentangan dengan Pancasila dan NKRI. Namun Rekam jejaknya dalam memperjuangkan khilafah di NKRI tidak bisa dianggap remeh. Sejak berdiri pada 1997 di Lampung. Kelompok ini telah berafiliasi dengan sejumlah kelompok teroris, seperti NII dan JI. Bahkan pendiri dan pimpinanannya adalah mantan NII. Dia adalah Abdul Qadir Hasan Baraja seorang residivis yang dua kali keluar masuk penjara. Hasan Baraja dibait sebagai Khalifah atau Amirul Mukminin oleh para pendukungnya. Dia lahir pada 1944 di Taliwang, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Pada era 80-an, Hasan Baraja adalah pentolan Komando Jihad.

Sebuah gerakan ekstrim yang berafiliasi dengan NII yang selalu menggencarkan aksi teror. Diantaranya Bom Borobudur dan penyanderaan pesawat Garuda DC Woyla di Thailand. Sejak muda, Hasan Baraja sangat dekat dengan Islam radikal dan pernah terlibat kasus terorisme. Pada tahun 1979, dia ditangkap dan ditahan selama 3 tahun terkait aksi Teror Warman. Kemudian pada 1985, Hasan Baraja kembali ditahan selama 13 tahun karena kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur. Hasan Baraja juga dikenal akrab dengan Abu Bakar Baasyir, terpidana kasus terorisme. Bahkan, dia punya andil mendirikan Majlis Mujahidin Indonesia pada 2000. BNPT secara tegas mengatakan jika Khilafatul Muslimin sangat berbahaya. Ia bisa dengan mudah bermetamorfosis menjadi gerakan teror, seperti ISIS. Kita lawan para pengasong ideologi khilafah ini.

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img