Jakarta, PIS – Polisi moral di Iran itu bener dibubarin nggak sih? Soalnya, satu sisi ada yang bilang udah dibubarin. Tapi, sisi lain bilang nggak. Duh, bikin bingung deh. Eits, sebelum Kawan PIS makin bingung, kita spill dulu apa yang terjadi.
Baru-baru ini Jaksa Agung Iran, Mohammad Jafar Montazeri, bilang polisi moral udah dibubarin. Dia juga bilang pemerintah bakal tinjau ulang aturan wajib jilbab. Banyak yang duga pernyataan Montazeri itu dimaksud untuk ngeredam protes warga Iran selama beberapa bulan terakhir.
Meski nggak ada jaminan aksi protes itu bakal berakhir. Masalahnya, media resmi Pemerintah Iran, Al-Alam, bilang sebaliknya. Kata Al-Alam, pernyataan Montazeri itu disalahartiin. Apalagi, polisi moral itu bukan di bawah wewenang dia selaku jaksa agung. Al-Alam juga bantah Iran bakal mencabut aturan wajib jilbab.
Asal tahu aja, Kawan PIS. Posisi polisi moral itu di bawah kementerian dalam negeri. Udah gitu, kementerian dalam negeri sendiri nggak kasih komentar apa-apa. Ini yang bikin belum ada kepastian, polisi moral itu bener-bener dibubarin atau nggak.
Yang menarik, warga Iran justru manfaatin ketidakpastian itu. Semakin banyak perempuan Iran yang beraktivitas di luar tanpa jilbab. Cerdik juga ya. Buat yang belum tahu, Iran lagi bergejolak gara-gara Mahsa Amini terbunuh setelah ditangkap polisi moral Iran.
Pakaian Amini dianggap nggak sesuai dengan aturan syariat yang berlaku di Iran. Warga Iran marah, terus turun ke jalan untuk nyuarain protes. Protes terjadi di banyak wilayah di Iran sejak akhir September lalu.
Protes juga ditunjukkin Timnas Iran dan para suporter di Piala Dunia Qatar. SOLIDARITAS UNTUK GERAKAN PROTES DI IRAN.