Jakarta, PIS – Partai Mahasiswa Indonesia baru saja dideklarasikan, ketuanya Eko Pratama dan sekjennya Mohammad Al Hafiz. Eko Pratama berasal dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS), dia juga Ketua Aliansi BEM Nusantara. Aliansi BEM Nusantara diketahui pecah jadi dua kelompok, kubu Eko dan kubu Dimas Prayoga. Kubu Eko bersama BEM lain pernah bertemu Wiranto pada 8 April lalu. Partai Politik baru itu bergambar topi toga berwarna hitam dalam lingkaran berwarna merah. Di tengah toga, ada gambar sayap putih dengan titik bintang kuning di tengah. Sementara di bawah gambar toga hitam, terdapat tulisan ‘Partai Mahasiswa Indonesia’.
Partai Mahasiswa Indonesia sebenarnya bukan partai baru, tapi perubahan dari Partai Kristen Indonesia 1945. Kemunculan partai ini menimbulkan pro dan kontra, muncul pula tudingan siapa di belakangnya? Pihak yang kontra diwakili oleh Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Perwakilan BEM SI, Ichwan Nugraha Budjang menolak kehadiran Partai Mahasiswa Indonesia itu. Alasannya, kehadiran partai tersebut dirasa menyalahi kodrat mahasiswa. Walaupun dia sadar, terdapat hak berserikat dan berkumpul yang diatur dalam Pasal 28 UUD 45. Menurutnya, mahasiswa berperan sebagai agent of change, sosial control dan orator. Peran-peran tersebut hilang dengan munculnya partai mahasiswa Indonesia. Sementara dari pihak yang pro misalnya diwakili mantan aktivis 1998 Teddy Gusnaidi.
Teddy mengaku geram dengan sikap aliansi BEM SI, ia mempertanyakan pikiran-pikiran negatif mereka. Menurutnya, pikiran-pikiran tersebut membuat mahasiswa seolah anti terhadap demokrasi. “Baru mahasiswa saja sudah anti demokrasi, bagaimana ceritanya?” katanya. Menurut Teddy, anak-anak mahasiswa itu baru seumur jagung dan belum melakukan kegiatan ke depan. “Tapi pikirannya sudah kotor, apa-apa menolak, apa-apa ditakuti segala macem,” jelas Teddy. Pro-kontra adalah hal biasa dalam demokrasi, rakyatlah yang akan menilai partai ini. Ayo dukung demokrasi yang sehat dan transparan.
