Puluhan anak SD di Kediri, Jawa Timur, ketahuan meracik minuman keras (miras) oplosan. Dengar info anak di bawah umur minum miras oplosan atau non-oplosan aja udah bikin kita sedih, ini meracik miras oplosan. Saya ulangi ya, meracik miras oplosan. Info ini diunggah akun Instagram @faktafakta pada 18 Februari lalu dan viral. Dalam video yang tersebar, terlihat beberapa siswa SD laki-laki berdiri berjejer di dalam sebuah ruangan. Sementara seorang guru perempuan menginterogasi mereka dengan nada tegas soal asal-usul ide meracik miras oplosan tersebut.
Salah satu siswa ngaku ide itu berasal dari temannya yang ngajak mereka membuat ‘es moni’. Es moni adalah Istilah yang mereka pake buat nyebut miras oplosan. Pas ditanya guru apakah dalam miras itu ada obat-obatan, mereka menjawab beda-beda. Ada yang jawab ada, tapi ada juga yang jawab nggak ada. Setelah ditelusuri, es moni udah beredar cukup lama. Es moni sempet viral sejak 2024 dan bukan cuma tren sesaat.
Waktu itu, Satresnarkoba Polres Kediri Kota berhasil ngebongkar peredaran es moni yang ternyata udah dijual bebas di media sosial. Es moni berbahan dasar arak yang dicampur susu dan minuman energi kemasan sachet. Harganya cuma Rp 10.000-an, jadi cukup terjangkau bagi anak-anak. Biar nggak ketahuan, es moni dikemas kayak es teh jumbo biasa.
Netizen bereaksi keras soal kasus ini. “Astagfirullah anak SD sudah meracik miras!!” tulis netizen di kolom komentar. “Itu siapa yg ngajarin? Tutorial youtube?” tulis netizen lain. Netizen juga mengapresiasi guru karena langsung tegas dan ngak tinggal diam. Yang bikin tambah kita cemas, es moni nggak hanya beredar di Kediri. Demak, Jawa Tengah, juga jadi daerah peredaran es moni yang cukup banyak.
Plt Kepala Satpol PP Demak, Agus Sukiyono, pernah menggerebek toko-toko yang jual es moni. “Ketahuan langsung tak tutup! Barang bukti kita sita!” katanya ke Kompas pada 17 Agustus 2024.
Pertanyaannya, kok bisanya bocil-bocil SD di Kediri kepikiran meracik miras oplosan? Siapa yang ngajarin mereka? Siapa yang memfasilitasi mereka? Dan siapa yang distribusiin miras oplosan mereka? Pertanyaan-pertanyaan ini harus segera ditelusuri penegak hukum. Temuan sementara ini harus diselidiki lebih lanjut untuk membongkar kasus ini. Jangan salah ya, miras oplosan lebih bahaya dari miras non-oplosan.
Efek jangka pendeknya pusing berat, mual-mual, dan sakit perut parah. Efek jangka panjangnya lebih serem lagi: merusak liver, mengganggu fungsi otak, dan menyebabkan kecanduan. Buat anak-anak yang otaknya masih berkembang, ini bisa merusak fungsi kognitif mereka. Data Pusat Studi Kebijakan Indonesia (PSKI) menunjukkan jumlah orang meninggal antara 2013 dan 2016 karena keracunan miras ilegal atau oplosan meningkat 226%.
Produksi dan distribusi miras oplosan di kalangan anak-anak di bawah umur ini harus dihentikan sekarang. Sekolah, guru, orangtua, masyarakat, dan pemerintah harus berkolaborasi mengawasi anak-anak agar nggak jadi korban miras oplosan. Anak-anak juga harus diberi edukasi untuk berhati-hati mengkonsumsi minuman yang nggak jelas kandungannya yang bisa membahayakan kesehatan mereka. Penyebaran miras oplosan di kalangan anak-anak di bawah umur adalah masalah serius. Yuk, kita jaga anak-anak kita dari miras oplosan!