Raja Solo Katanya Islam, Kok Pakai Salib?

Published:

Raja Solo ini pantes banget jadi teladan pemimpin Muslim yang sangat menghormati umat beragama lain. Sebagai Raja Muslim bahkan dia mengenakan kalung salib di lehernya. Namanya Sultan Pakubuwono IX, Raja Keraton Surakarta (Solo) yang berkuasa pada 1861 sampe 1893. Beliau ini nggak pindah agama loh ya!

Tapi, Sultan terima penghargaan kehormatan dari Vatikan sekitar tahun 1880an karena aksi toleransinya. Selama masa pemerintahannya, Sultan emang aktif merenovasi dan membangun beberapa rumah ibadah, salah satunya gereja. Nah, di tahun 1881, Sultan kasih sebidang lahan keraton buat pembangunan Gereja. Namanya Gereja Katolik Santo Antonius Purbayan Surakarta. Sultan bilang, setiap orang berhak punya rumah ibadah yang layak.

Karena aksinya ini Vatikan kasih medali kehormatan Rosario ke Sultan sebagai bentuk apresiasi Vatikan atas aksi toleransi Sultan. Medali ini selanjutnya dipake Sultan sebagai simbol penghormatan atas penghargaan itu. Fyi, Medali Rosario Vatikan itu salah satu tanda kehormatan ke individu sebagai bentuk apresiasi karena mendukung nilai-nilai Katolik atau kerukunan antaragama.

Ternyata penghargaan salib nggak cuma Sultan terima dari Vatikan aja. Dia pernah terima penghargaan Orde Singa Belanda tahun 1880an. Desain dari penghargaan ini bentuknya salib berkaki empat dengan lambang singa di tengahnya. Sultan pake salib itu juga kok, tapi bukan dalam konteks keagamaan ya. Melainkan menghargai medali yang dikasih pemerintah kolonial Belanda.

Ternyata nggak cuma Sultan Pakubuwono IX aja yang pernah “pake” salib. Ada beberapa pemimpin Muslim yang pernah pake simbol salib. Sultan Abdul Hamid II dari Kesultanan Utsmaniyah di tahun 1897 pernah menerima Order Golden Fleece dari Raja Alfonso XIII dari Spanyol. Medali ini bentuknya salib dan jadi penghargaan tertinggi di Spanyol. Penghargaan ini diterimanya karena berhasil menjaga hubungan baik Kesultanan Islam dengan kekuatan Eropa.

Tahun 1975, Raja Hussein dari Yordania menerima Order of St. Michael and St. George dari Ratu Elizabeth II dengan desain salib. Penghargaan itu diberikan karena Raja Hussein berhasil menjaga hubungan baik dengan negara Barat, termasuk Inggris dan Amerika. Presiden Mesir Anwar Sadat pada 1978 juga pernah terima Order of St. Francis of Assisi for the Peace dari Gereja Katolik. Penghargaan ini jadi bentuk pengakuan atas usahanya dalam Perjanjian Damai Camp David.

Jadi kalo masih ada kasus pelarangan beribadah atau membangun rumah ibadah, aduh malu banget sih. Apalagi alasan pelarangannya gegara takut keimanannya goyah. Keimanannya setipis tisu kah? Aksi keren ini juga bisa jadi tamparan keras buat para pemimpin yang tunduk sama kaum intoleran. Soalnya kebijakan dengan unsur keberagaman kayak gini kadang dianggap sebagai unsur perpecahan. Atau bisa jadi karena pengaruh kekuatan politik yang dominan.

Padahal mah kalo mau berkaca ke masa lalu, banyak juga tuh para pemimpin yang menerima perbedaan. Malah bisa ciptain perdamaian buat daerahnya. Ya itu karena para pemimpin ini paham banget, kalo mau komunitas hidup rukun itu nggak perlu harus semua setuju. Yang penting harus bisa saling ngertiin dan hargain. Kalau pemimpin zaman dulu sekelas Sultan aja bisa toleran, masa pemimpin sekarang dan masyarakatnya nggak? Berbeda itu biasa, saling toleransi baru luar biasa!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img