Ribuan Warga Indramayu Mendemo Pesantren Az Zaytun

Published:

Kontroversi Pondok Pesantren Az Zaytun, Indramayu, makin memanas. Pada 15 Juni, ribuan orang yang tergabung dalam ‘Forum Indramayu Menggugat’ mendatangi pondok tersebut.

Ada lima tuntutan diajukan dalam orasi mereka. Pertama, usut tuntas dugaan ajaran sesat di Az Zaytun. Kedua, usut tuntas dugaan pemerkosaan oleh pimpinan Az Zaytun, Pandji Gumilang. Ketiga, proses hukum tindakan Azun merampas tanah rakyat. Keempat, hentikan pembuatan Dermaga khusus oleh Az Zaytun. Kelima, Az Zaytun tidak ada manfaatnya sekali untuk masyarakat sekitar.

Pihak pondok sendiri juga sudah bersiap menghadapi kedatangan pengunjuk rasa. Di gerbang depan, pengelola Az Zaytun menulis: SELAMAT DATANG PARA PENDEMO. Az Zaytun juga menulis mereka sudah menyiapkan sepuluh ribu penyambut. Dengan nada mengancam, mereka juga menulis: “Kalau pendemo berlaku damai, kami akan memberIkan tepuk tangan. Tapi kalau sebaliknya, jangan tanya apa yang akan terjadi. ”Syukurlah, karena kesigapan aparat keamanan membatasi kontak antara kedua pihak, tidak terjadi konflik fisik.

Az Zaytun yang sudah berdiri sejak 1996 memang menarik perhatian akhir akhir ini. Yang paling utama adalah soal tata cara ibadat yang diajarkan. Ada foto beredar bahwa ketika shalat bersama, jemaah pria dan perempuan bercampur di shaf yang sama. Ada pula foto yang menunjukkan saat shalat berjamaah, terlihat ada jarak lebar antara satu jemaah dengan jemaah lainnya. Ada pula video yang menunjukkan pimpinan Az Zaytun, Pandji Gumilang, mengajak hadirin mengucapkan salam Yahudi. Atau juga video yang menampilkan adegan Panji membacakan khutbah Shalat Idul Fitri dengan menggunakan Kitab Injil, Kitab Perjanjian Lama, dan Kitab Perjanjian Baru  sebagai rujukan.

Ada banyak lagi cara beribadat yang dianggap janggal. Namun di sisi lain, Az Zaytun terlihat tumbuh pesat. Di atas tanah seluas 1.200 hektar miliknya, berdiri fasilitas pendidikan dari SD sampai perguruan tinggi. Az Zaytun juga mengembangkan pendidikan non-formal, seperti ilmu komputer, teknologi informasi, bahasa dan pertanian.

MUI sendiri menurunkan sebuah tim peneliti yang menyimpulkan memang ada sejumlah penyimpangan ajaran Islam di Az Zaytun. Namun tim kajian Kementerian Agama sudah menyatakan tidak menemukan adanya penyimpangan dalam kurikulum pendidikan agama di pondok pesantren itu.

Kita harapkan kontroversi ini tidak berkelanjutan ya. Bila memang ada pelanggaran hukum di sana, aparat penegak hukum harus segera bertindak. Tapi kalau cuma urusan perbedaan cara beribadat, semua pihak selayaknya menerima keberagaman penafsiran agama. Agama seharusnya membawa kedamaian, bukan kehancuran.

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img